Wednesday, October 31, 2007

Flexi Divre III Jawa Barat dan Banten Mulai Beroperasi di Frekuensi 800 MHz

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten mulai mengoperasikan Flexi pada frekuensi 800 MHz mulai 24 Oktober 2007. Sementara untuk Divisi Regional II Jabodetabek-Sekapur pelayanan Flexi di frekuensi 800 MHz rencananya akan beroperasi pada bulan November 2007.

Vice President Public & Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia mengatakan terhitung tanggal 24 Oktober 2007 pukul 20.30 seluruh BTS (Base Tranceiver Station) Flexi di Jawa Barat dan Banten sudah on pada frekuensi 800 MHz. Namun demikian, frekuensi Flexi di 1900 MHz masih digunakan hingga 31 Desember 2007.

Eddy Kurnia menegaskan dengan migrasi frekuensi dari 1900 MHz ke 800 Mhz ini akan memperlebar daya jangkau sinyal Flexi, sehingga akan memperluas layanan Telkom Flexi. Perubahan frekuensi ini merupakan tindak lanjut pembenahan frekuensi yang dilakukan pemerintah. ''Pemerintah telah mengalokasikan frekuensi 1900 MHz untuk telepon selular generasi ketiga sehingga Flexi diminta pindah ke frekuensi 800 MHz,'' jelasnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (30/10).

Berkaitan dengan kompensasi bagi pemilik terminal Flexi single band 1900 MHz, Eddy Kurnia menjelaskan, khusus untuk pelanggan di Jawa Barat dan Banten pelaksanaan pemberian kompensasi akan dimulai pada tanggal 1 November 2007, sedangkan untuk daerah Jabodetabek waktunya segera ditentukan.

Pemberian kompensasi di Jawa Barat akan dimulai di Subang, Sumedang, Kuningan, Garut, Indramayu dan Majalengka, setelah itu daerah-daerah lainnya segera menyusul. Telkom, kata Eddy Kurnia, telah memverifikasi para pelanggan yang memilih opsi pengantian handset. Telkom juga memberikan pilihan lain, seperti voucher dan extra balance atau gabungan kupon pengganti pulsa dan voucher. (fir/rep)

Pembangunan Jaringan Komunikasi Dipercepat

Pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi untuk pulau terluar akan dipercepat untuk menjadikan Sumatera sebagai pulau digital. Jaringan akses internet cepat saat ini sudah masuk ke Pulau Natuna, untuk beroperasi pada awal November mendatang.

Pembangunan infrastruktur itu, kata GM Eksekutif Telkom Divisi Regional I Sumatera Awaluddin, bertujuan menekan gap ketersediaan jaringan infrastruktur tersebut dengan Pulau Jawa. "Selama ini ada gap dengan Jawa soal akses komunikasi, termasuk internet. Kami akan upayakan gapnya makin kecil," tuturnya, Selasa (30/10).

Masuknya internet di Pulau Natuna, tambahnya, makin melengkapi pemenuhan yang sama di sejumlah pulau terluar. Saat ini, sejumlah daerah telah memiliki jaringan komunikasi fixed line dan internet, antara lain di Pulau Batam, Pulau Bintan, Pulau Bangka, Pulau Belitung, dan Tanjung Karang serta Karimun. Sementara sejumlah pulau kecil terluar lainnya, Pulau Rondo dan Pulau Rupat, dalam waktu dekat juga akan segera memilikinya.

Jaringan pedesaan

Selain pulau terluar, kata Awaluddin, Telkom juga mengupayakan pembangunan jaringan untuk pedesaan mengingat 45 persen calon pelanggan di pedesaan belum terlayani. Dari 1.243 desa di Jambi, hanya 685 desa yang dimasuki jaringan telepon kabel. Sejumlah kendala dikemukakannya, antara lain sulitnya menjangkau wilayah di perairan di samping jaringan listrik. Sementara di tingkat ibu kota kecamatan, masih 75 persen pelanggan yang dapat dilayani. Pemenuhan akses komunikasi, selebihnya dipenuhi oleh jaringan tanpa kabel. Di Sumatera, jumlah pelanggan akses internet cepat, mencapai 30.000 pelanggan. (ITA)

Thursday, October 25, 2007

Kisah 'Pelarian' Para Ahli Dirgantara

Pada 2010, bukannya tak mungkin Malaysia menyalip Indonesia dalam teknologi aerospace. Jika ditanya siapa tangan dingin yang turut melepaslandaskan teknologi penerbangan negeri jiran itu? Jawabnya, dalam kadar tertentu, adalah putra-putra Indonesia. Dan, semuanya dimulai dengan rontoknya Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), kini PT Dirgantara Indonesia (PT DI).

PHK besar-besaran yang mendera IPTN beberapa tahun lalu, hingga menyisakan hanya 3.000-an karyawan, memicu brain-drain para eks pekerja IPTN ber-skill tinggi hijrah ke berbagai negara. Ada 20 orang eks-IPTN di Eropa, 10 orang di AS, 15 orang di Kanada, dan 15 orang di Korea. Jumlah yang cukup besar, yakni 35 orang, justru berada di Malaysia.

"Merekalah yang kini berkontribusi terhadap kemajuan teknologi aerospace Malaysia,'' kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Prof Said Djennie, beberapa waktu lalu. Said sendiri adalah guru besar tamu di Malaysian Institute of Aerospace Technology. Namun, ia menolak dikontrak 10 tahun bekerja di situ, dan hanya memilih sebagai visiting professor.

Tapi, inilah dilema bagi para 'anak-anak dirgantara' -- sebutan bagi para anak buah BJ Habibie semasa memimpin IPTN. Sebab, kata Said, jika para eks-IPTN ini disalahkan lantaran turut mengembangkan kedirgantaraan Malaysia, mereka pun patut bertanya, ''Kami bisa apa di sini (di Indonesia)?'' kata Said.

Permasalahannya ternyata bukan sekadar soal periuk nasi, tapi juga aktualisasi diri. ''We need food and also our intellectual. Bukan cuma (tubuh) kita yang membutuhkan makanan, intelektualitas kita juga memerlukan makanan. Kita butuh menciptakan karya-karya baru. Dan, Malaysia memberi kesempatan untuk itu,'' tutur Said.

Jika benar Malaysia akan lebih superior pada 2010, seperti dikatakan Said Djennie, ini bakal menjadi ironi. Sebab, pada Juni 1988 helikopter Super Puma pertama produksi IPTN justru diekspor ke Malaysia. Akankah kelak roda nasib berputar cepat: suatu saat giliran Malaysia yang mengekspor pesawatnya ke Indonesia?

Di tengah seretnya modal kerja, pesanan sebetulnya masih mengalir ke PT DI, antara lain, dari TNI dan beberapa customer luar negeri. Nah, salah satu proyek yang akan dihidupkan kembali setelah sempat mengalami mati suri' adalah proyek pesawat Nusantara (N)-250 yang sudah memasuki tahap prototipe.

Islamic Development Bank (IDB) digandeng untuk mendanai review N-250. Menghabiskan 200 ribu dolar AS, hasil review menunjukkan biaya operasional pesawat N-250 revisi (N-250-R) kelak bakal lebih murah 10-20 persen ketimbang pesawat sejenisnya. Pesawat komuter itu kelak akan digunakan untuk memasok pasar domestik. Selain itu, bakal ada sejumlah penyederhanaan sistem dan desainnya.

Proyek ini, menurut Said, digagas sejak masa pemerintahan Megawati. Usai pergantian pemerintah, Said, selaku ketua tim review, telah melaporkan kebutuhan dana pengembangan N-250-R yang ditaksir mencapai 120 juta euro. "Sayangnya belum ada respons dari pemerintah hingga detik ini. Padahal, program review ini pemerintah yang minta,'' ungkap dia.

Untungnya belakangan investor Arab Saudi mengaku tertarik mendanai proyek N-250-R. Hanya, mereka meminta syarat agar prototipe ini dites di AS. Said pun memanggil tim auditor dari AS. Laporan tim audit tersebut diterima sekitar 3 bulan lalu. Hasilnya? Mereka menyatakan bahwa status N-250-R sebagai very-very good realiable and visible. Menurut dia, penilaian tersebut membuat investor kaget.

Mereka pun kian serius. Saat ini proses negosiasi masih berlangsung, salah satunya membahas soal hak kekayaan intelektual produk N-250-R yang notabene milik Pemerintah Indonesia. "Sebab Arab Saudi nanti dapat apa? Ini yang sedang dibahas,'' ujar Said yang juga anggota dewan komisaris PT DI.

Soal kemampuan, kata Said, para insinyur-insinyur Indonesia tak perlu diragukan. Sedikit menoleh ke belakang, pada 1986 IPTN memperoleh kontrak 10 tahun dari General Dynamics untuk memproduksi 3.462 komponen air-frame dari F-16 (Fighting Falcon) senilai 57 juta dolar AS. Kontrak serupa diperoleh dari Airbus pada Desember 1989 setelah Garuda membeli sembilan unit A-330s.

Pada Maret 1987, IPTN meneken kontrak dengan Boeing untuk membuat 8.000 komponen air-frame Boeing 737, yang dilanjutkan dengan kontrak serupa pada Oktober 1988 senilai 30 juta dolar AS untuk Boeing 767. IPTN telah menjadi perusahaan subkontraktor tepercaya bagi pabrik pesawat terbang sipil terbesar di dunia itu.

Menurut Said, kemunduran yang didera IPTN memang tak bisa dilihat dari kacamata hitam putih. Sejak IPTN didirikan pada 1976, industri ini ditetapkan harus melewati empat tahap yang memakan waktu 20 tahunan atau lebih agar mereka mampu lepas landas dan kelak mandiri. Sayangnya, belum lagi tahap development IPTN rampung, krisis moneter keburu melanda Indonesia pada 1997.

Apakah PT IPTN, atau kini PT DI, sebuah industri yang menguntungkan? Francois Raillon dalam Indonesia 2000 menyatakan kita perlu hati-hati dalam mengukur industri pesawat terbang. Tak satu pun perusahaan dirgantara di dunia yang benar-benar untung jika mengacu pada kriteria accounting yang sempit. Dari 28 program aeronautic yang diluncurkan sejak 1945, hanya dua program yang menggangsir keuntungan yakni pesawat Boeing 707 dan Boeing 727.

Jika hanya menerapkan standar keuangan biasa untuk mengukur performa ekonomi industri pesawat terbang, itu bakal berujung pada irelevansi. Ada dua aspek yang patut diperhitungkan dalam perhitungan keuntungan industri ini, yakni aspek strategis dari industri high-tech dan trickle down effect teknologi pesawat terbang. (imy/republika)

Tuesday, October 23, 2007

China Akan Luncur Satelit Pertama ke Bulan

China untuk pertama kali akan meluncurkan satelit ke orbit bulan pada 24 Oktober 2007 sekitar pukul 18.00 waktu setempat dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang, Provinsi Sichuan.

"Satelit akan diluncurkan antara 24 dan 26 Oktober 2007 dan pilihan pertama kami adalah sekitar pukul 18.00 tanggal 24 Oktober," kata juru bicara Badan Ruang Angkasa Nasional China (CNSA) seperti dikutip China Daily, di Beijing, Selasa.

Satelit edar bernama Cheng I itu, seorang dewa legenda Tiongkok yang terbang ke bulan, dan juga akan membawa "Long March 3A", telah lulus berbagai uji coba dan saat ini sudah berada di tempat peluncuran.

Satelit itu diharapkan akan memasuki pemindahan orbit dari bulan-bumi pada 31 Oktober dan tiba di orbit bulan pada 5 November 2007.

Disebutkan pula, satelit akan menyiarkan gambar yang pertama dari bulan paling lambat pada akhir November dan akan terus berlanjut melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan untuk setahun.

Satelit orbit itu akan membawa sebuah tugas proyek termasuk mendapatkan gambar 3 dimensi dan menganalisis partikel-partikel permukaan bumi.
`
Sejumlah tenaga ahli dari badan ruang angkasa asing juga telah diundang untuk menyaksikan peluncuran satelit itu," kata juru bicara itu.

Pemerintah China, katanya, juga menyambut baik kerja sama internasional dalam kegiatan ruang angkasa.

Wakil Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Li Xueyong, mengatakan China berharap akan menjadi negara ke-17 yang akan bisa bergabung dengan proyek Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS).

"Pemerintah telah menetapkan kebijakan perdamaian dalam menggunakan ruang angkasa," kata Li.

Peluncuran satelit akan menandai langkah pertama tiga misi langkah China ke bulan, yang akan memberikan perang penting pendaratan ke bulan dan meluncurkan sebuah penjelajah bulan sekitar tahun 2010.

Dalam fase ke tiga, penjelajah lain akan mendarat ke bulan dan kembali ke bumi dengan membawa sejumlah contoh batu-batuan untuk selanjutnya diteliti secara ilmiah sekitar tahun 2017. (*)

Copyright © 2007 ANTARA

Monday, October 22, 2007

Nasib Kantor Berita Dunia Dibahas di Spanyol

Perwakilan dari 118 kantor berita sedunia akan berkumpul di Estepona, Spanyol, pada 24-27 Oktober 2007, untuk membicarakan nasib mereka menghadapi era Internet, yang ditandai dengan akses informasi global secara cuma-cuma.

Direktur Pemberitaan/Pemimpin Redaksi LKBN Antara, M. Saiful Hadi, di Jakarta, Senin, mengatakan delegasi Perum Antara yang mewakili Indonesia akan menyampaikan pemikiran-pemikiran di Kongres Kantor Berita Sedunia Kedua itu mengenai bagaimana lembaga kantor berita nasional bisa survive dalam persaingan dan bahkan bertekad menjadi kantor berita kelas dunia.

Selain Saiful Hadi, delegasi Indonesia lainnya adalah Direktur Umum dan SDM Rajab Ritonga dan Wakil Pemimpin Redaksi Bidang Umum Perum LKBN Antara Akhmad Kusaeni.

Menurut Saiful, kantor-kantor berita sekarang ini menghadapi tantangan baru yang mengancam eksistensinya. Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan berita dan informasi didistribusikan dan diakses secara massal dan gratis.

"Jika kantor berita tidak bisa menyiasatinya, tidak mengherankan sejumlah kantor berita punah dan bangkrut," katanya.

Ia juga mengatakan Kongres Kantor Berita Sedunia itu sangat penting mengingat Antara akan menjadi Presiden Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA) pada Desember mendatang untuk periode kepemimpinan selama tiga tahun. OANA beranggotakan 33 kantor berita di kawasan Asia Pasifik.

Sebagai Presiden OANA, Perum LKBN Antara bertekad untuk lebih menyuarakan informasi dari kawasan Asia Pasifik di forum internasional. Selama ini masih terjadi ketimpangan, dan berita-berita internasional masih didominasi oleh kantor-kantor berita raksasa Barat seperti Reuters, AP, AFP dan DPA.

"Bagaimana mengatasi ketimpangan arus informasi dari negara maju ke negara berkembangan itulah yang akan diperjuangkan ANTARA sebagai Presiden OANA pada Kongres Kantor Berita Sedunia itu," ujar Saiful Hadi yang juga Ketua Bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Selain masalah ketimpangan informasi itu, delegasi Indonesia juga akan memperjuangkan bagaimana akses wartawan-wartawan Indonesia dan Asia bisa lebih terbuka dalam meliput peristiwa-peristiwa besar dunia, seperti Piala Dunia dan Olimpiade di Beijing pada 2008.

Begitu juga masalah keamanan meliput konflik bersenjata di berbagai belahan dunia agar keselamatan wartawan bisa dihormati oleh pihak yang berkonflik. Selama ini, masih banyak pihak yang tidak akan peduli akan hak serta jaminan keamanan bagi wartawan.

Dalam kaitan itu, Antara akan menyuarakan bagaimana pentingnya perusahaan-perusahaan pers untuk mengasuransikan wartawannya yang meliput konflik bersenjata. (*)


Copyright © 2007 ANTARA

Sunday, October 21, 2007

Penipuan di ATM

THREAD INI HANYA UNTUK EDUKASI
DAN AGAR KITA/PIHAK BANK UNTUK LEBIH BERHATI HATI


METODE 1:
  1. Oknum memasukan suatu plastik tipis, bening sisi bawah di mesin ATM sebelah bawah tempat pemasukkan kartu ATM
  2. Korban memasukan kartu ATM, mesin ATM mendeteksi ada kartu masuk dan menjalankan program dan menampilkan "Enter PIN"
  3. Karena data Nomor Kartu (di magnetic stripe) tidak terbaca terhalang plastik.... sistem akan terus berusaha membaca data stripe itu terus menerus.
  4. Korban menunggu karena sistem lama / hang atau kejadian seperti kartu tertelan, maka korban akan keluar dari ruang ATM
  5. Oknum masuk kembali dan menarik plastik tersebut keluar
  6. Mesin ATM akan membaca kartu dan meneruskan data ke ATM Data Center Proses "Approve" / "Valid"
  7. PASANG KAMERA KECIL, ATAU HP KAMERA TERSEMBUNYI UNTUK MEREKAN KODE PIN YANG KORBAN TEKAN.
  8. Oknum tinggal memasukkan jumlah uang yang mau diambil dan setelah transaksi selesai mengambil kartu Korban
  9. Komplain ke Bank juga tidak berguna, karena kartu ATM dan PIN "Benar" secara sistem dan tidak ada bukti kartu tertelan.


ATM CLONING :

Disinyalir terjadi di batam dan selebarannya banyak beredar, yang isi selebarannya tentang adanya beberapa nasabah yang uangya raib, yang setalah di cek di bangk, uang nasabah tersebut dikuras melalui beberapa atm di wilayah batam, yang kebetulan tempat ATMnya tidak dilengkapi CCTV...

Berikut gambar mesin ATM yang diduga telah di pasangi alat.

atm yang udah dipasangin alat


card/atm reader yang digunakan untuk mencopy data pada kartu atm korban


kamere tersembunyi untuk merekam nomor pin yang ditekan korban

Thursday, October 18, 2007

Rusia Lakukan Ujicoba Peluncuran Rudal ICBM

Rusia, Kamis (18/10), mengumumkan berhasil melakukan ujicoba rudal balistik antar-benua (ICBM) miliknya, dua kantor berita melaporkan.

ICBM rudal Topol RS-12M itu diluncurkan dari satu pangkalan di barat laut wilayah Arkhangelsk dan ditembakkan dengan uji sasaran di wilayah timur jauh Kamchatka di pantai Pasifik Rusia, kata kantor berita Interfax dan ITAR-TASS.

"Uji hulu-ledak dari rudal itu menghancurkan sasaran dengan akurasi yang dibutuhkan di Semenanjung Kamchatka," kata kantor berita itu, mengutip pernyataan pers Pasukan Rudal Strategis.

"Dengan demikian, kestabilan dari karakteristik penerbangan teknis penting dari rudal tersebut bisa diandalkan," katanya menambahkan. (*)

Copyright © 2007 ANTARA

Sistem Teknologi Informasi Kurangi Kesalahan dalam Penerimaan CPNS

LIPI sejak tahun 2005 mampu mengurangi human error yang terjadi selama proses penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) melalui sistem Informasi Penerimaan CPNS (SIPC) yang telah diimplementasikan pada penerimaan CPNS. Teknologi informasi ini mampu memberi solusi terhadap permasalahan yang selama ini terjadi.

Dr Laksana Tri Handoko dari Tim Gabungan Jaringan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (TGJ-LIPI) sekaligus penanggung jawab SIPC menyatakan, ada dua jenis kesalahan yang sering terjadi selama proses penerimaan CPNS. Pertama adalah kesalahan administratif yang tidak disengaja yang lebih diakibatkan oleh buruknya sistem dan rendahnya kualitas panitia. Kesalahan kedua adalah manipulasi yang memang dengan sengaja dilakukan oleh oknum-oknum internal di instansi-instansi pemerintah. Kedua sumber kesalahan ini, kata Laksana, bisa terjadi karena memang dalam regulasi dan sistem penerimaan CPNS skala nasional tidak bisa dihilangkan, atau belum secara tegas diatur. "Di sinilah teknologi informasi diharapkan mampu memberikan solusi," jelasnya.

Tidak hanya mengurangi kedua sumber kesalahan tersebut, menurut Laksana penggunaan teknologi informasi berpotensi menekan waktu pemrosesan serta biaya secara signifikan. Mulai tahun 2005, LIPI telah menerapkan SIPC sebagai cara cerdas dalam penerimaan CPNS. "Lebih dari sekadar sistem informasi, SIPC LIPI (http:www.cpns.lipi.go.id) merupakan sistem terintegrasi berbasis web, baik untuk front-office maupun back-office,'' ungkapnya.

Lebih jauh Laksana menyatakan, seluruh proses penerimaan, dari registrasi oleh pelamar sampai proses administrasi seluruhnya dilakukan secara otomatis dan hampir tanpa intervensi manusia. "Dengan adanya sistem ini, maka pelamar tidak perlu berdesakan karena semuanya dilakukan melalui web,'' tegasnya.

Proses itu, kata Laksana, kemudian dilanjutkan dengan pengiriman dokumen fisik melalui pos yang jumlahnya juga sangat minimal. Surat lamarannya pun cukup dicetak langsung dari web, dan dilampiri hanya tiga lembar kertas yang menjadi syarat dokumen fisik (salinan KTP, ijazah terakhir, transkrip nilai).

Pada proses verifikasi fisik yang mengharuskan pelamar hadir langsung sehari sebelum ujian tulis, kata Laksana, bisa dilakukan dengan tertib dan hampir tanpa antrian sama sekali, karena verifikasi dan pencocokan data langsung dilakukan di depan terminal-terminal komputer sehingga bisa dilakukan dengan sangat cepat. "Sistem ini telah berhasil mendapatkan penghargaan dari Asia Pasific Information Communication and Technology (ICT) Award tahun 2006 di Indonesia, sekaligus menjadi wakil Indonesia di ajang tahunan mereka di Macao, untuk kategori e-government,'' tegasnya. (eye/rep)

Wednesday, October 17, 2007

Bantal Pintar Penghenti Ngorok

Terganggu dengan dengkuran pasangan atau merasa tak nyaman dengan kebiasaan mengorok Anda? Kini tak perlu khawatir, dengan sebuah bantal ciptaan ilmuwan Jerman, ngorok tak lagi jadi masalah.

Solusi atasi ngorok ini digagas ilmuwan Jerman dengan sebuah bantal yang terhubung dengan komputer yang memungkinkan untuk mengubah posisi kepala seseorang sampai suara dengkuran berhenti.

Adalah Daryoush Bazargani, profesor ilmu komputer dari Universitas Rostock yang menemukan bantal pengatur dengkur dan memamerkan prototype bantal pintar tersebut pada konferensi kesehatan di Jerman, Rabu (03/07), seperti dilansir dari Reuters.

"Bantal ini terhubung dengan sebuah komputer seukuran buku yang diletakkan di meja sebelah tempat tidur. Komputer tersebut akan menganalisa suara dengkuran," papar Bazargani.

"Komputer akan mengatur sirkulasi udara, yakni dengan memperkecil atau memperbesar kapasitas udara dalam bantal, sehingga posisi kepala akan berubah. Proses ini dilakukan sampai aliran udara yang keluar melalui hidung menjadi lancar dan suara dengkuran bisa diminimalkan," lanjut Bazargani.

Tak hanya menghentikan suara dengkuran, bantal ergonomis ini juga berfungsi sebagai alat pijat leher. Bisa dibayangkan khan nikmatnya dipijat saat kita tertidur, suara dengkur pun tak ada lagi. Kelebihan bantal pintar ini dilirik beberapa perusahaan Amerika yang antusias memproduksinya secara massal.

Sementara kepada media Bazargani mengaku menciptakan bantal tersebut agar tidur bisa lebih nyaman, mengingat dirinya sendiri juga seorang pendengkur. (reuters/rit/kpl)

The Advantage of Keeping Quiet

The Hawaiian Islands have long been known as a natural laboratory for studying evolution. Zuk et al. have assessed the effect of the selective pressure of parasitoid flies on Teleogryllus field crickets introduced to the island of Kauai. Female flies locate male crickets when they call to female crickets, and lay their eggs on the cricket; the larvae burrow into the host and consume it from within, eventually killing it. Over just 20 generations, the singing males dwindled in abundance owing to the selective pressure from the parasitoid, and a new, silent type of male—known as flatwings—became prevalent. Given that the song functions as a signal to potential mates, how do the flatwing males attract female partners?

Field experiments suggest that the silent males congregate around the few remaining singers,
increasing the chance of intercepting inquisitive females (who have possibly relaxed their
requirement that the male keep singing up to the moment of mating). Thus, natural selection has not only had a rapid population genetic effect; there has been a behavioral response as well. It remains to be seen, however, if the singing males are now too rare to support the local parasitoid population, or if the singing males will disappear entirely (and, if so, whether the crickets will find a new solution to the problem of finding mates). — AMS

Sunday, October 14, 2007

Internet domain for Asia launched

Bidding has begun for prime new pieces of internet real estate with the launch of the .asia domain name. The regional domain comes after the launch of the European-based .eu name last year and aims to join .com and .net as a widely used website suffix.

Edmon Chung, from DotAsia - a Hong Kong-based group that won the right to set-up the domain - said on Tuesday: "The .asia domain acts like a channel or a portal, showing your commitment to the Asia market as a whole. It provides an easier way to direct customers to your products," he said.

"Our research has found that Asia is one of the most searched-for terms and by having a .asia website, your ranking on Google or Yahoo will become much higher."

Prices for website addresses can range from as little as $10 to several hundred dollars, depending on their desirability, Chung said.

Businesses with trademarks, governments and official bodies will be allowed to register website addresses ending with the suffix during the initial offer period. Meanwhile, the general public will be allowed to bid from February.

Firms and global brands from both inside and outside Asia were likely to be interested, and the suffix would act as a complement to country-specific domains such as .cn for China and .jp for Japan, Chung said.

Auction

He expects tourism bodies to be some of the first groups bidding for domain names, especially those with Asia-specific slogans, such as Hong Kong's "Asia's World City" and "Malaysia. Truly Asia."

The initial bidding period will be used to try and prevent disputes between organisations and individuals vying for a specific domain name, Chung said.

If several claims are deemed equally valid, they will eventually be settled by an auction run by the non-profit group.

Leading domains, which include .asia, country-specific suffixes and around 20 generic names, such as .biz or .org, are regulated by the US-based Internet Corporation for Assigned Names and Numbers - with specific addresses sold through registrars. [aljazeera]

In a Vacuum, No One Sees You Splatter

Nature may abhor a vacuum, but a vacuum abhors a mess. In the absence of air, a droplet of liquid can crash into a smooth surface without splattering, report physicists Lei Xu, Sidney Nagel, and colleagues at the University of Chicago, Illinois.

“I was very surprised to see [the splash] go away and this beautiful smooth spreading of the droplet emerge as the air pressure was reduced,” says Mark Robbins, a theorist at Johns Hopkins University in Baltimore, Maryland. Robbins says he would have assumed that the splashing depended on the properties of the liquid alone.

The splash spits out a ring of smaller droplets, and Xu and Nagel were studying their sizes and speeds when they discovered that pumping away the surrounding air eliminated the splash altogether. Within a tall vacuum chamber, the researchers released droplets of alcohol from various heights onto a dry glass plate. They recorded the resulting splashes with a high-speed video camera as they varied the pressure in their apparatus, Nature may abhor a vacuum, but a vacuum abhors a mess. In the absence of air, a droplet of liquid can crash into a smooth surface without splattering, report physicists Lei Xu, Sidney Nagel, and colleagues at the University of Chicago, Illinois.

“I was very surprised to see [the splash] go away and this beautiful smooth spreading of the droplet emerge as the air pressure was reduced,” says Mark Robbins, a theorist at Johns Hopkins University in Baltimore, Maryland. Robbins says he would have assumed that the splashing depended on the properties of the liquid alone.

The splash spits out a ring of smaller droplets, and Xu and Nagel were studying their sizes and speeds when they discovered that pumping away the surrounding air eliminated the splash altogether. Within a tall vacuum chamber, the researchers released droplets of alcohol from various heights onto a dry glass plate. They recorded the resulting splashes with a high-speed video camera as they varied the pressure in their apparatus, sucking it down as low as 1% of atmospheric pressure. The droplets struck the surface with speeds ranging from 2 to 7 meters per second, and for a given speed, the researchers found they could suppress the splash by lowering the pressure below a specific threshold.

The researchers explain the results with a simple theory. As a drop strikes the surface, liquid spreads sideways at supersonic speed, creating a shock wave.The shockwave pushes back on the liquid, and if that force is greater than the internal forces holding the liquid film together, the shock wave lifts it off the surface and creates a splash. Reducing the pressure reduces the force the shock wave exerts.

Ironically, the theory predicts that a thicker liquid should splash more easily than a thinner one. The researchers tested this prediction by dropping three types of alcohol with different viscosities. As predicted, the more viscous the alcohol, the lower the pressure needed to prevent splashing, the researchers reported. They also confirmed that a weighty gas such as krypton produced splashes at lower pressure than a lighter gas such as helium did.

“It’s just the sort of thing all physicists should do,” saysWalter Goldburg, an experimenter at the University of Pittsburgh, Pennsylvania.

“They spotted a nonintuitive phenomenon and pursued it” to a complete understanding. Xu and Nagel speculate that the odd phenomenon could make a splash with technologists, as it might be used to control splatter in industrial processes such as spray coating and inkjet printing.

Saturday, October 13, 2007

Water Treatment Plants

Long-term ingestion of low concentrations of arsenic is detrimental to human health, yet in several countries around the world, large populations are constantly exposed to drinking water contaminated with arsenic. In Bangladesh, arsenic concentrations exceed World Health Organization guidelines in 60% of the groundwater. Arsenic can be removed by filtration and via adsorbents, such as natural zeolites, but there still is a need for simple and cost effective methods using materials that are readily available in developing countries.

Al Rmalli et al. show that the dried pulverized roots of the water hyacinth can rapidly remove arsenic from water. The method is effective for both arsenite [As(III)] and arsenate [As(V)] and requires comparatively little material (50 mikrogram of As are adsorbed per gram of roots in 24 hours). Water hyacinths grow abundantly in ponds, lakes, and rivers in Bangladesh, India, and other tropical and subtropical countries. The simplicity of the method suggests that these plants may be useful in the treatment of drinking water, particularly in rural areas. — JFU

A Star Is Reborn

As they grow old, stars with approximately the mass of our Sun experience explosive flashes just before their nuclear furnaces shut down. These flashes expel the stars’ outer shells and leave behind hot dense remnants called white dwarfs. Most of these remnants simply cool down, but some can experience a late explosion that restarts nuclear burning and expands them into giant stars again.

Hadjuk et al. (p.231;see the Perspective by Asplund) report observations and a stellar model of V4334 Sgr, a “born again” giant that reignited in 1992 and that was discovered by amateur astronomer Sakurai. The subsequent temperature drop of V4334 Sgr is 100 times faster than had been expected. The calculated mass ejection rates suggest that reignition events contribute unexpectedly large amounts of carbon and carbonaceous dust to the interstellar medium.

Sunday, October 7, 2007

Teknologi Nuklir Tidak Hanya untuk Listrik

Di balik ketakutan masyarakat terhadap bahaya radiasi nuklir, ternyata ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) nuklir dapat dimanfaatkan untuk mempermudah kehidupan manusia.

Selain sebagai pembangkit listrik, iptek nuklir juga sering digunakan pada bidang kedokteran, kesehatan, kosmetik serta keamanan dan daya simpan bahan pangan. Di bidang kedokteran, pemakaian radioisotop dan sinar radioaktif dapat digunakan untuk diagnosis penyakit yang akurat seperti kanker dini dan untuk terapi (kedokteran nuklir dan radiologi).

Teknik radioisotop dapat digunakan di dalam (in vivo) dan di luar (in vitro) tubuh. ”Diagnosis yang akurat pada kanker dini akan sangat menolong penyembuhan pasien. Informasi yang akurat tentang sifat organ tubuh dapat diperoleh melalui kombinasi pemakaian isotop dengan komputer,” kata Konsultan Sterilisasi Radiasi dan Bank Jaringan P3TIR Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Nazly Hilmy.

Radiasi juga dapat digunakan untuk mensterilisasi alat kesehatan seperti alat kedokteran, obat, bahan biomaterial atau jaringan biologi, kosmetik, dan bahan pengemas. ”Juga produk bank jaringan seperti alograf, yaitu jaringan yang ditransplantasikan dari manusia ke manusia lain untuk pengobatan, misalnya jaringan amnion, tulang, dan jaringan lunak,” terangnya.

Sementara itu, untuk keamanan dan daya simpan bahan pangan, penggunaan radiasi pengion pada dosis sedang sudah mampu menekan dan sekaligus mengeliminasi pertumbuhan bakteri patogen karena molekul asam deoksiribonukleat (DNA) yang ada di dalam inti selnya mengalami kerusakan tanpa berakibat negatif pada kualitas sensori dan nutrisi bahan pangan yang disinari.

”Penyinaran tersebut tidak menyebabkan makanan tersebut menjadi radioaktif. Unit keamanan pangan WHO telah menegaskan bahwa iradiasi pangan merupakan bagian dari teknologi pangan yang positif dan nyata untuk masyarakat,” kata peneliti di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Batan Zubaidah Irawati.

Dia mengungkapkan, aplikasi dan implementasi iradiasi pangan yang bertujuan meningkatkan keamanan dan memperpanjang daya simpan hanya akan terwujud apabila ditunjang oleh sosialisasi dan diseminasi iptek nuklir suatu komoditas pangan strategis. (CR-01/sindo)

Thursday, October 4, 2007

Mulailah Abad Ruang Angkasa

"Biip... Biip... Biip..." dan Mulailah Abad Ruang Angkasa

NINOK LEKSONO

Sputnik 1, satelit buatan pertama yang diluncurkan pada pukul 01.28, 5 Oktober 1957 dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan, hanya benda berbentuk bola dengan garis tengah sekitar 60 sentimeter.

Satelit tersebut untuk ukuran sekarang amat primitif. Ada banyak mahasiswa yang secara rutin membuat dan meluncurkan wahana angkasa yang jauh lebih canggih. Namun, arti Sputnik melewati sosok dan misinya yang sederhana. Sputnik bahkan melewati geopolitik yang ada pada waktu itu. Sputnik, demikian tulis Anthony Velocci (Aviation Week & Space Technology, 19-26 Maret 2007), meluncurkan abad ruang angkasa dan membawa manusia ke arah baru eksplorasi ilmiah baru dan penemuan kosmos.

Ketika roket R-7, yang juga berperan sebagai roket balistik antarbenua (ICBM), mendorong Sputnik untuk menaklukkan gravitasi Bumi, terus menanjak ke atas atmosfer, dan akhirnya tiba di orbit, tembuslah gerbang menuju ke dimensi baru pengalaman manusia. Orang, tulis John Noble Wilford (IHT, 26/9), kini bisa melihat kaumnya sebagai pengelana antariksa. Mobilitas lebih tinggi tersebut diharapkan akan bisa membebaskan, seperti halnya langkah tegak nenek moyang manusia pertama pada masa lalu.

Namun, reaksi pertama yang muncul justru mencerminkan kekhawatiran dunia yang pada saat itu sedang berada di pusaran Perang Dingin. Sputnik serta-merta mengubah ciri dan lingkup Perang Dingin.

Kembali ke sosoknya, orang wajar tak habis pikir, bagaimana bola seberat 83 kilogram dengan permukaan terbuat dari aluminium mengilat ini bisa menimbulkan efek yang demikian dahsyat. Sputnik alat sederhana, ia dilengkapi dua pemancar radio dengan antena mencuat yang memancarkan sinyal pada frekuensi yang bisa ditangkap oleh ilmuwan dan operator radio serta dengan itu meneguhkan prestasi yang dicapai.

Kuat dugaan bahwa Rusia menginginkan Sputnik sebagai pernyataan akan kehebatan teknologinya dan seiring dengan itu juga mengingatkan pihak lain akan implikasi militer kemampuan tersebut. Yang menarik, pihak Rusia sendiri tampaknya juga tidak menyangka bahwa Sputnik akan menimbulkan kepanikan luar biasa di AS. Ibaratnya, tidak ada peristiwa semenjak serangan Jepang ke Pearl Harbor yang menimbulkan reaksi seperti Sputnik. Demikian ujar Walter McDougall, sejarawan di Universitas Pennsylvania.

Krisis kepercayaan

Suara "biip... biip... biip..." Sputnik ternyata bisa membuat kebanggaan dan kepercayaan diri bangsa Amerika runtuh. Apakah kemakmuran telah membuat Amerika jadi lembek? Apakah sistem pendidikan tidak memadai, khususnya dalam mendidik ilmuwan dan insinyur? Apakah institusi demokrasi liberal tidak bisa mengimbangi masyarakat Komunis yang otoriter? Itulah sederet pertanyaan yang sempat muncul. Yang dianggap lebih menyakitkan, bangsa Amerika menganggap teknologi yang digunakan pada Sputnik sesungguhnya lebih merupakan keunggulan mereka?

Guncangan akibat Sputnik 1 belum usai, Uni Soviet meluncurkan Sputnik 2 pada Sputnik 3 November 1957. Peluncuran kali ini dengan membawa seekor anjing bernama Laika, makhluk hidup pertama di angkasa, sambil memperingati Ulang Tahun Ke-40 Revolusi Bolshevik.

Ringkas kata, dengan peluncuran dua Sputnik, bangsa Amerika merasa telah dikalahkan dalam "lomba ruang angkasa". Amerika lalu berpaling kepada Eisenhower yang sudah mereka anggap sebagai bapak bangsa untuk tampil sebagai pemimpin. Sayangnya, Eisenhower yang menang meyakinkan untuk jabatan kedua tahun 1956 justru merupakan satu dari sedikit orang Amerika yang tidak panik atas sukses Sputnik. (Cold War, Jeremy Isaacs & Taylor Downing, 1998).

Namun, AS terbukti tidak runtuh sepenuhnya walaupun upaya untuk "menebus kekalahan" tidak mulus. Dua bulan setelah peluncuran Sputnik, AS–yang juga memiliki sejumlah program rudal balistik–mencoba membalas. Pada 6 Desember 1957, dengan disaksikan banyak orang di Tanjung Canaveral, Florida, roket Vanguard siap meluncur dengan mengangkut satelit mungil dengan berat kurang dari 2 kilogram. Namun, roket hanya naik sampai 0,5 meter, lalu merosot, dan meledak. Bangsa pun malu berat. Koran Daily Herald di Inggris mengolok-olok "Oh, What A Flopnik!", meminjam akhiran Sputnik, tetapi kali ini untuk yang gagal.

Dengan itu, AS bukan hanya merasa gagal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi sekaligus merasa begitu terancamnya secara militer. Harian The Washington Post menulis, "AS dalam posisi paling gawat dalam sejarahnya", dan Amerika kini menjadi "kekuatan kelas dua".

Reaksi positif

Gagal dengan Vanguard, AS melanjutkan upaya menebus kekalahan dengan lebih sistematik. Departemen Pertahanan mempercepat program pengembangan rudal. Kongres membentuk Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). AS sendiri terus menggemakan isu "kesenjangan rudal", yang lalu dibawa dalam kampanye pemilihan presiden. Isu ini pula yang diyakini ikut berperan dalam kemenangan tipis John F Kennedy. Namun, tidak lama setelah ia jadi presiden, Rusia masih membukukan prestasi gemilang. Pada April 1961 Yuri Gagarin diluncurkan ke orbit, menjadikannya manusia pertama yang mengorbit Bumi.

Setelah konsultasi selama beberapa minggu, Kennedy berpidato di depan Kongres dan mencanangkan bahwa sebelum berakhirnya dekade (1960-an) bangsa Amerika harus sudah menapakkan kaki di Bulan dan kembali ke Bumi dengan selamat.

Prelude bagi pencapaian besar dimulai ketika Apollo 8 berhasil mengitari Bulan sebanyak 10 kali pada Desember 1968. Para astronotnya untuk pertama kali melihat bulatan Bumi berwarna kebiruan dengan lilitan awan putih dari jendela kapsul. Akhirnya tiba puncak bersejarah itu, ketika pada 20 Juli 1969, Neil Armstrong menjejakkan kakinya di permukaan Bulan, lalu membuat "langkah kecil bagi manusia, tetapi lompatan raksasa bagi kemanusiaan".

Apollo 11 membuat AS seperti membayar tunai utang dalam lomba ruang angkasa dengan Uni Soviet. Program Apollo total mendaratkan 10 astronot Amerika di Bulan dan setelah Apollo 17 pada tahun 1972, tidak ada lagi manusia yang pergi ke Bulan.

Namun, baik Amerika maupun Rusia tetap mengirimkan wahana antariksa, dan juga antariksawan ke ruang angkasa, meski dengan laju lebih lambat. AS mencurahkan sebagian besar dananya untuk mewujudkan program ulang alik, program yang di antara suksesnya meninggalkan goresan mendalam dengan meledaknya pesawat Challenger, 28 Januari 1986, dan berikutnya Columbia pada 1 Februari 2003.

"The last frontier"

Sputnik dipandang dari sisi lain telah memicu manusia untuk segera merambah ruang angkasa, wilayah yang kemudian disebut sebagai perbatasan terakhir (the last frontier), setelah darat, laut, dan udara.

Pada satu sisi, perjalanan angkasa tampak sudah jadi hal rutin, lebih-lebih dengan adanya program Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). Bahkan, di luar program negara, kini juga telah berkembang turisme angkasa, setelah Rusia membuka peluang bagi mereka yang siap membayar ongkos 20 juta dollar AS, atau sekitar Rp 180 miliar. Selain itu, ada juga perusahaan swasta yang menyiapkan wisata angkasa, seperti Virgin Galactic yang dimotori oleh pengusaha Richard Branson dan Burt Rutan yang sudah berhasil mengembangkan wahana SpaceShip One. Perusahaan riset Futron memperkirakan pada tahun 2021 akan ada 14.000 turis angkasa setahunnya, memunculkan pendapatan sebesar 700 juta dollar AS (Tourists Race for Space, and Investors are Ready, IHT, 17/9).

Dalam perkembangan berikut, bukan hanya Rusia dan AS yang mendominasi ruang angkasa. China, yang setelah berhasil meluncurkan antariksawannya—Yang Liwei—dengan wahana Shenzou 5, 15 Oktober 2003, kini mempersiapkan stasiun ruang angkasa.

Eksploitasi ruang angkasa juga dilakukan oleh Eropa (dengan Perancis sebagai motor utamanya), yang kini sukses mengomersialkan roket Ariane-nya, lalu juga India yang banyak menggunakan satelit untuk memacu program pendidikan. Di luar itu masih ada Jepang, yang 13 September lalu meluncurkan wahana Kaguya untuk meneliti Bulan. Negara lain seperti Kanada memang tidak membuat roket, tetapi termasuk pionir dalam satelit dan kontributor penting dalam program ulang alik AS melalui lengan robotik Canadarm. Israel bisa ditambahkan di sini karena sejak tahun 1988 telah menggunakan roket Shavit untuk mengorbitkan satelit mata-mata militer.

Kini, di tengah makin sumpeknya Bumi karena pemanasan global dan polusi, bangsa maju melihat ruang angkasa sebagai alternatif hunian. Tak heran bila futuris melihat koloni ruang angkasa sebagai gelombang peradaban berikut.

Untuk semua itu, "biip... biip... biip..." Sputnik besar pengaruhnya. [kompas]