8 People Can Use The Same Msn Dial Up Account
Its really easy. Want to have an entire family on dial-up with just one bill?
step one. purchase 20 dollar a month subscription to MSN unlimited access dial up. This will include an MSN 9 cd which you will need. With the software installed, fill up your secondary account slots with new users. Make sure you pick @msn if it gives you the choice, hotmail email addresses will not work..
say the secondary account is johnsmith@msn.com type in the Dial up connection
USER : MSN/johnsmith
PASS: ******* (whatever)
connect to your local msn phone number and the other people you gave secondary accounts to will be able to do the same, while you are connected. Its a sweet deal considering everyone is paying about 2 bucks a month for internet access, especially if you cannot get broadband. if you wanted to sell off the access to people you could actually make money doing this.. but i do not suggest it.
I used to be an msn tech and this was a little known secret even to most of the employees.
After you do this you do not need the software any more. I would suggest keeping it on to micromanage everyone else's accounts. and for the simple fact that if they don't pitch in, cut them off.
i'm on broadband now so i dont care if i tell you my little secret. anyone else knew of this?
Sunday, December 9, 2007
8 People Can Use The Same Msn Dial Up Account
posted by abu shafa pada 07:37 1 comments
Friday, November 30, 2007
Going to Bat
Going to Bat
NATURAL RESERVOIR FOR EMERGING VIRUSES MAY BE BATS BY CHARLES Q. CHOI
The Nipah and Hendra viruses were the first emerging diseases linked to bats. Hendra claimed two of its three victims in its first and so far only known appearance in
The connection to SARS, or severe acute respiratory syndrome, was less direct. During the outbreak that began in
Subsequent research, however, found no widespread SARS infection among wild or farmed civets, indicating that the disease arose in another species and might remain in wait there.
From research with Nipah and Hendra, virologist Linfa Wang of the Australian Animal Health Laboratory new bats could get chronic infections from the viruses while not getting sick, making them ideal carriers for disease. Bats, civets and a menagerie of other animals were often found caged near one another in live-animal markets in
So Wang hypothesized that bats might harbor SARS as well. Wang and his colleagues analyzed blood, throat and fecal swabs from 408 wild bats from
Therefore, bats, probably having lived longer with the diseases, may be the origin of the coronaviruses seen in other species. Then, in December, researchers connected fruit bats to Ebola, whose origin in the wild had remained unknown since its first recorded appearance 30 years ago.
During the Ebola outbreaks in humans, gorillas and chimpanzees between 2001 and 2003 in
genetic diversity, “indicating that Ebola probably has spent a long time within bats, suggesting that bats might be the origin,” Leroy says. Virologist W. Ian Lipkin of
Leroy vigorously argues that bats should not be culled. Wang agrees, observing that bats play critical ecological roles, such as eating insects and other pests. Besides, Wang points out, culling is simply not practical when it comes to bats, which can just fly away. Satellite collars on fruit bats carrying Nipah showed they could fly between
Preventing future emergences may instead focus on human behavior. Just as SARS is potentially linked to animal markets, so was Nipah linked to pigpens encroaching on bat habitats. And people living in Ebola-endemic areas eat the bats harboring the virus. Knowledge that bats can carry dangerous viruses could work to prevent epidemics, notes Peter Daszak, executive director of the New York City–based Consortium for Conservation Medicine, which studies the connection between emerging diseases and human interactions with the environment. Keeping bats from the wildlife trade might have dramatically cut the risk of SARS emerging, perhaps saving $50 billion worldwide in loss to travel, trade and health care costs “and hundreds of lives,” Daszak says.
posted by abu shafa pada 07:50 0 comments
Labels: Knowledge, Technology
Tuesday, November 27, 2007
Testing Lethality
Plates of sugar could indicate the deadliness of a flu strain. The influenza virus infects the body using hemagglutinin, a viral protein that latches onto sugars containing sialic acids on human cell surfaces.
Scripps research Institute investigators and their colleagues developed arrays containing 200 different carbohydrates and sugary proteins, representing the major types of molecules to which hemagglutinin might attach. They tested eight different flu strains, including the deadly 1918 infl uenza, and discovered that alterations at as few as two positions on the hemagglutinin protein can transform a bird strain into one that can infect humans.
The scientists, who report the work in the February 3 Journal of Molecular Biology, say that the arrays could explain why the 1918 flu, which strongly resembles avian viruses, was so devastating. They could also lead to monitors that quickly determine how close another bird strain is to mutating into a pandemic form. —Charles Q. Choi
posted by abu shafa pada 07:19 0 comments
Labels: Knowledge, Technology
Wednesday, October 31, 2007
Flexi Divre III Jawa Barat dan Banten Mulai Beroperasi di Frekuensi 800 MHz
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Divisi Regional III Jawa Barat dan Banten mulai mengoperasikan Flexi pada frekuensi 800 MHz mulai 24 Oktober 2007. Sementara untuk Divisi Regional II Jabodetabek-Sekapur pelayanan Flexi di frekuensi 800 MHz rencananya akan beroperasi pada bulan November 2007.
Vice President Public & Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia mengatakan terhitung tanggal 24 Oktober 2007 pukul 20.30 seluruh BTS (Base Tranceiver Station) Flexi di Jawa Barat dan Banten sudah on pada frekuensi 800 MHz. Namun demikian, frekuensi Flexi di 1900 MHz masih digunakan hingga 31 Desember 2007.
Eddy Kurnia menegaskan dengan migrasi frekuensi dari 1900 MHz ke 800 Mhz ini akan memperlebar daya jangkau sinyal Flexi, sehingga akan memperluas layanan Telkom Flexi. Perubahan frekuensi ini merupakan tindak lanjut pembenahan frekuensi yang dilakukan pemerintah. ''Pemerintah telah mengalokasikan frekuensi 1900 MHz untuk telepon selular generasi ketiga sehingga Flexi diminta pindah ke frekuensi 800 MHz,'' jelasnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (30/10).
Berkaitan dengan kompensasi bagi pemilik terminal Flexi single band 1900 MHz, Eddy Kurnia menjelaskan, khusus untuk pelanggan di Jawa Barat dan Banten pelaksanaan pemberian kompensasi akan dimulai pada tanggal 1 November 2007, sedangkan untuk daerah Jabodetabek waktunya segera ditentukan.
Pemberian kompensasi di Jawa Barat akan dimulai di Subang, Sumedang, Kuningan, Garut, Indramayu dan Majalengka, setelah itu daerah-daerah lainnya segera menyusul. Telkom, kata Eddy Kurnia, telah memverifikasi para pelanggan yang memilih opsi pengantian handset. Telkom juga memberikan pilihan lain, seperti voucher dan extra balance atau gabungan kupon pengganti pulsa dan voucher. (fir/rep)
posted by abu shafa pada 13:41 0 comments
Labels: gadget, Technology
Pembangunan Jaringan Komunikasi Dipercepat
Pembangunan infrastruktur jaringan komunikasi untuk pulau terluar akan dipercepat untuk menjadikan Sumatera sebagai pulau digital. Jaringan akses internet cepat saat ini sudah masuk ke Pulau Natuna, untuk beroperasi pada awal November mendatang.
Pembangunan infrastruktur itu, kata GM Eksekutif Telkom Divisi Regional I Sumatera Awaluddin, bertujuan menekan gap ketersediaan jaringan infrastruktur tersebut dengan Pulau Jawa. "Selama ini ada gap dengan Jawa soal akses komunikasi, termasuk internet. Kami akan upayakan gapnya makin kecil," tuturnya, Selasa (30/10).
Masuknya internet di Pulau Natuna, tambahnya, makin melengkapi pemenuhan yang sama di sejumlah pulau terluar. Saat ini, sejumlah daerah telah memiliki jaringan komunikasi fixed line dan internet, antara lain di Pulau Batam, Pulau Bintan, Pulau Bangka, Pulau Belitung, dan Tanjung Karang serta Karimun. Sementara sejumlah pulau kecil terluar lainnya, Pulau Rondo dan Pulau Rupat, dalam waktu dekat juga akan segera memilikinya.
Jaringan pedesaan
Selain pulau terluar, kata Awaluddin, Telkom juga mengupayakan pembangunan jaringan untuk pedesaan mengingat 45 persen calon pelanggan di pedesaan belum terlayani. Dari 1.243 desa di Jambi, hanya 685 desa yang dimasuki jaringan telepon kabel. Sejumlah kendala dikemukakannya, antara lain sulitnya menjangkau wilayah di perairan di samping jaringan listrik. Sementara di tingkat ibu kota kecamatan, masih 75 persen pelanggan yang dapat dilayani. Pemenuhan akses komunikasi, selebihnya dipenuhi oleh jaringan tanpa kabel. Di Sumatera, jumlah pelanggan akses internet cepat, mencapai 30.000 pelanggan. (ITA)
posted by abu shafa pada 07:25 0 comments
Labels: teknologi
Thursday, October 25, 2007
Kisah 'Pelarian' Para Ahli Dirgantara
Pada 2010, bukannya tak mungkin Malaysia menyalip Indonesia dalam teknologi aerospace. Jika ditanya siapa tangan dingin yang turut melepaslandaskan teknologi penerbangan negeri jiran itu? Jawabnya, dalam kadar tertentu, adalah putra-putra Indonesia. Dan, semuanya dimulai dengan rontoknya Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), kini PT Dirgantara Indonesia (PT DI). PHK besar-besaran yang mendera IPTN beberapa tahun lalu, hingga menyisakan hanya 3.000-an karyawan, memicu brain-drain para eks pekerja IPTN ber-skill tinggi hijrah ke berbagai negara. Ada 20 orang eks-IPTN di Eropa, 10 orang di AS, 15 orang di Kanada, dan 15 orang di Korea. Jumlah yang cukup besar, yakni 35 orang, justru berada di Malaysia. "Merekalah yang kini berkontribusi terhadap kemajuan teknologi aerospace Malaysia,'' kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Prof Said Djennie, beberapa waktu lalu. Said sendiri adalah guru besar tamu di Malaysian Institute of Aerospace Technology. Namun, ia menolak dikontrak 10 tahun bekerja di situ, dan hanya memilih sebagai visiting professor. Tapi, inilah dilema bagi para 'anak-anak dirgantara' -- sebutan bagi para anak buah BJ Habibie semasa memimpin IPTN. Sebab, kata Said, jika para eks-IPTN ini disalahkan lantaran turut mengembangkan kedirgantaraan Malaysia, mereka pun patut bertanya, ''Kami bisa apa di sini (di Indonesia)?'' kata Said. Permasalahannya ternyata bukan sekadar soal periuk nasi, tapi juga aktualisasi diri. ''We need food and also our intellectual. Bukan cuma (tubuh) kita yang membutuhkan makanan, intelektualitas kita juga memerlukan makanan. Kita butuh menciptakan karya-karya baru. Dan, Malaysia memberi kesempatan untuk itu,'' tutur Said. Jika benar Malaysia akan lebih superior pada 2010, seperti dikatakan Said Djennie, ini bakal menjadi ironi. Sebab, pada Juni 1988 helikopter Super Puma pertama produksi IPTN justru diekspor ke Malaysia. Akankah kelak roda nasib berputar cepat: suatu saat giliran Malaysia yang mengekspor pesawatnya ke Indonesia? Di tengah seretnya modal kerja, pesanan sebetulnya masih mengalir ke PT DI, antara lain, dari TNI dan beberapa customer luar negeri. Nah, salah satu proyek yang akan dihidupkan kembali setelah sempat mengalami mati suri' adalah proyek pesawat Nusantara (N)-250 yang sudah memasuki tahap prototipe. Islamic Development Bank (IDB) digandeng untuk mendanai review N-250. Menghabiskan 200 ribu dolar AS, hasil review menunjukkan biaya operasional pesawat N-250 revisi (N-250-R) kelak bakal lebih murah 10-20 persen ketimbang pesawat sejenisnya. Pesawat komuter itu kelak akan digunakan untuk memasok pasar domestik. Selain itu, bakal ada sejumlah penyederhanaan sistem dan desainnya. Proyek ini, menurut Said, digagas sejak masa pemerintahan Megawati. Usai pergantian pemerintah, Said, selaku ketua tim review, telah melaporkan kebutuhan dana pengembangan N-250-R yang ditaksir mencapai 120 juta euro. "Sayangnya belum ada respons dari pemerintah hingga detik ini. Padahal, program review ini pemerintah yang minta,'' ungkap dia. Untungnya belakangan investor Arab Saudi mengaku tertarik mendanai proyek N-250-R. Hanya, mereka meminta syarat agar prototipe ini dites di AS. Said pun memanggil tim auditor dari AS. Laporan tim audit tersebut diterima sekitar 3 bulan lalu. Hasilnya? Mereka menyatakan bahwa status N-250-R sebagai very-very good realiable and visible. Menurut dia, penilaian tersebut membuat investor kaget. Mereka pun kian serius. Saat ini proses negosiasi masih berlangsung, salah satunya membahas soal hak kekayaan intelektual produk N-250-R yang notabene milik Pemerintah Indonesia. "Sebab Arab Saudi nanti dapat apa? Ini yang sedang dibahas,'' ujar Said yang juga anggota dewan komisaris PT DI. Soal kemampuan, kata Said, para insinyur-insinyur Indonesia tak perlu diragukan. Sedikit menoleh ke belakang, pada 1986 IPTN memperoleh kontrak 10 tahun dari General Dynamics untuk memproduksi 3.462 komponen air-frame dari F-16 (Fighting Falcon) senilai 57 juta dolar AS. Kontrak serupa diperoleh dari Airbus pada Desember 1989 setelah Garuda membeli sembilan unit A-330s. Pada Maret 1987, IPTN meneken kontrak dengan Boeing untuk membuat 8.000 komponen air-frame Boeing 737, yang dilanjutkan dengan kontrak serupa pada Oktober 1988 senilai 30 juta dolar AS untuk Boeing 767. IPTN telah menjadi perusahaan subkontraktor tepercaya bagi pabrik pesawat terbang sipil terbesar di dunia itu. Menurut Said, kemunduran yang didera IPTN memang tak bisa dilihat dari kacamata hitam putih. Sejak IPTN didirikan pada 1976, industri ini ditetapkan harus melewati empat tahap yang memakan waktu 20 tahunan atau lebih agar mereka mampu lepas landas dan kelak mandiri. Sayangnya, belum lagi tahap development IPTN rampung, krisis moneter keburu melanda Indonesia pada 1997. Apakah PT IPTN, atau kini PT DI, sebuah industri yang menguntungkan? Francois Raillon dalam Indonesia 2000 menyatakan kita perlu hati-hati dalam mengukur industri pesawat terbang. Tak satu pun perusahaan dirgantara di dunia yang benar-benar untung jika mengacu pada kriteria accounting yang sempit. Dari 28 program aeronautic yang diluncurkan sejak 1945, hanya dua program yang menggangsir keuntungan yakni pesawat Boeing 707 dan Boeing 727. Jika hanya menerapkan standar keuangan biasa untuk mengukur performa ekonomi industri pesawat terbang, itu bakal berujung pada irelevansi. Ada dua aspek yang patut diperhitungkan dalam perhitungan keuntungan industri ini, yakni aspek strategis dari industri high-tech dan trickle down effect teknologi pesawat terbang. (imy/republika)
posted by abu shafa pada 14:59 0 comments
Labels: teknologi
Tuesday, October 23, 2007
China Akan Luncur Satelit Pertama ke Bulan
China untuk pertama kali akan meluncurkan satelit ke orbit bulan pada 24 Oktober 2007 sekitar pukul 18.00 waktu setempat dari Pusat Peluncuran Satelit Xichang, Provinsi Sichuan.
"Satelit akan diluncurkan antara 24 dan 26 Oktober 2007 dan pilihan pertama kami adalah sekitar pukul 18.00 tanggal 24 Oktober," kata juru bicara Badan Ruang Angkasa Nasional China (CNSA) seperti dikutip China Daily, di Beijing, Selasa.
Satelit edar bernama Cheng I itu, seorang dewa legenda Tiongkok yang terbang ke bulan, dan juga akan membawa "Long March 3A", telah lulus berbagai uji coba dan saat ini sudah berada di tempat peluncuran.
Satelit itu diharapkan akan memasuki pemindahan orbit dari bulan-bumi pada 31 Oktober dan tiba di orbit bulan pada 5 November 2007.
Disebutkan pula, satelit akan menyiarkan gambar yang pertama dari bulan paling lambat pada akhir November dan akan terus berlanjut melakukan eksplorasi ilmu pengetahuan untuk setahun.
Satelit orbit itu akan membawa sebuah tugas proyek termasuk mendapatkan gambar 3 dimensi dan menganalisis partikel-partikel permukaan bumi.
`
Sejumlah tenaga ahli dari badan ruang angkasa asing juga telah diundang untuk menyaksikan peluncuran satelit itu," kata juru bicara itu.
Pemerintah China, katanya, juga menyambut baik kerja sama internasional dalam kegiatan ruang angkasa.
Wakil Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Li Xueyong, mengatakan China berharap akan menjadi negara ke-17 yang akan bisa bergabung dengan proyek Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS).
"Pemerintah telah menetapkan kebijakan perdamaian dalam menggunakan ruang angkasa," kata Li.
Peluncuran satelit akan menandai langkah pertama tiga misi langkah China ke bulan, yang akan memberikan perang penting pendaratan ke bulan dan meluncurkan sebuah penjelajah bulan sekitar tahun 2010.
Dalam fase ke tiga, penjelajah lain akan mendarat ke bulan dan kembali ke bumi dengan membawa sejumlah contoh batu-batuan untuk selanjutnya diteliti secara ilmiah sekitar tahun 2017. (*)
Copyright © 2007 ANTARA
posted by abu shafa pada 14:48 1 comments
Labels: teknologi