LIPI sejak tahun 2005 mampu mengurangi human error yang terjadi selama proses penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) melalui sistem Informasi Penerimaan CPNS (SIPC) yang telah diimplementasikan pada penerimaan CPNS. Teknologi informasi ini mampu memberi solusi terhadap permasalahan yang selama ini terjadi.
Dr Laksana Tri Handoko dari Tim Gabungan Jaringan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (TGJ-LIPI) sekaligus penanggung jawab SIPC menyatakan, ada dua jenis kesalahan yang sering terjadi selama proses penerimaan CPNS. Pertama adalah kesalahan administratif yang tidak disengaja yang lebih diakibatkan oleh buruknya sistem dan rendahnya kualitas panitia. Kesalahan kedua adalah manipulasi yang memang dengan sengaja dilakukan oleh oknum-oknum internal di instansi-instansi pemerintah. Kedua sumber kesalahan ini, kata Laksana, bisa terjadi karena memang dalam regulasi dan sistem penerimaan CPNS skala nasional tidak bisa dihilangkan, atau belum secara tegas diatur. "Di sinilah teknologi informasi diharapkan mampu memberikan solusi," jelasnya.
Tidak hanya mengurangi kedua sumber kesalahan tersebut, menurut Laksana penggunaan teknologi informasi berpotensi menekan waktu pemrosesan serta biaya secara signifikan. Mulai tahun 2005, LIPI telah menerapkan SIPC sebagai cara cerdas dalam penerimaan CPNS. "Lebih dari sekadar sistem informasi, SIPC LIPI (http:www.cpns.lipi.go.id) merupakan sistem terintegrasi berbasis web, baik untuk front-office maupun back-office,'' ungkapnya.
Lebih jauh Laksana menyatakan, seluruh proses penerimaan, dari registrasi oleh pelamar sampai proses administrasi seluruhnya dilakukan secara otomatis dan hampir tanpa intervensi manusia. "Dengan adanya sistem ini, maka pelamar tidak perlu berdesakan karena semuanya dilakukan melalui web,'' tegasnya.
Proses itu, kata Laksana, kemudian dilanjutkan dengan pengiriman dokumen fisik melalui pos yang jumlahnya juga sangat minimal. Surat lamarannya pun cukup dicetak langsung dari web, dan dilampiri hanya tiga lembar kertas yang menjadi syarat dokumen fisik (salinan KTP, ijazah terakhir, transkrip nilai).
Pada proses verifikasi fisik yang mengharuskan pelamar hadir langsung sehari sebelum ujian tulis, kata Laksana, bisa dilakukan dengan tertib dan hampir tanpa antrian sama sekali, karena verifikasi dan pencocokan data langsung dilakukan di depan terminal-terminal komputer sehingga bisa dilakukan dengan sangat cepat. "Sistem ini telah berhasil mendapatkan penghargaan dari Asia Pasific Information Communication and Technology (ICT) Award tahun 2006 di Indonesia, sekaligus menjadi wakil Indonesia di ajang tahunan mereka di Macao, untuk kategori e-government,'' tegasnya. (eye/rep)
No comments:
Post a Comment