Friday, August 31, 2007

Registrasi Tiga Domain Internet Diperpanjang Satu Bulan

Jakarta (ANTARA News) - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) Indonesia akhirnya memperpanjang masa registrasi tiga jenis domain internet yaitu *.NET.ID, *.CO.ID dan *.WEB.ID dari yang semestinya ditutup 31 Agustus 2007 menjadi 30 September 2007.

"Menanggapi permintaan dari banyak pihak dan mencermati masih banyaknya pemakai nama domain yang belum memperpanjang PANDI memutuskan memperpanjang batas akhir perpanjangan nama domain. Kita memperpanjang registrasi untuk domain *.net, *.co, dan *.web satu bulan," kata Ketua Badan Pengurus PANDI, Teddy Sukardi yang dihubungi ANTARA News di Jakarta, Jumat.

Teddy menjelaskan, masa registrasi itu diperpanjang karena masih banyak pemilik domain yang belum registrasi ulang, dan ada permintaan dari "Internet Service Provider (ISP) pengelola domain yang masih menghubungi pelanggannya untuk melakukan registrasi ulang.

"Ini butuh waktu. Kan ada ISP yang mempunyai ribuan pelanggan," katanya.

Dengan demikian, katanya, batas waktu daftar ulang untuk semua nama domain yaitu *.CO.ID, *.NET.ID, *.AC.ID, *.SCH.ID, *.OR.ID, dan *.WEB.ID pada 30 September 2007, kecuali untuk nama domain *.GO.ID, dan *.MIL.ID tetap pada 31 Januari 2008.

Teddy menjelaskan PANDI menemui beberapa kendala masalah registrasi ulang, misalnya banyak ditemui pemakai nama domain berasumsi registrasi tidak perlu dilakukan berkala karena otomatis merupakan bagian dari layanan penyedia jasa webhosting.

"Karena ini masih dalam masa transisi perubahan, dimana orang berpikir memakai nama domain gratis dan berlaku sepanjang masa, sekarang harus bayar dan masa berlaku domainnya dibatasi waktu," katanya.

Teddy juga mengatakan banyak data kepemilikan domain yang tidak jelas, karena data yang diberikan tidak lengkap pada waktu registrasi dahulu dan banyak pengelola nama domain yang alamat email sudah tidak aktif lagi karena berbagai sebab misalnya sudah pindah tempat bekerja.

Teddy berharap dapat melakukan sosialisasi lebih luas lagi kepada pemakai domain agar memperhatikan pengelolaan nama domainnya.

Dia mengatakan sudah sekitar 25 hingga 30 persen pengelola nama domain untuk *.NET.ID, *.CO.ID, dan *.WEB,ID yang mendaftar ulang.

Untuk biaya pendaftaran dan perpanjangan domain per tahun, Teddy mengatakan untuk domain *.CO.ID dan *.NET.ID sebesar Rp100.000, untuk domain *.AC.ID, *.SCH.ID, *.GO.ID, *.MIL.ID, dan *.OR.ID Rp50.000 dan untuk nama domain *.WEB.ID Rp25.000.

Mengenai persyaratan per nama domain, Teddy mengatakan sudah ada yang disederhanakan dan lebih jelasnya dapat dilihat di situs PANDI.

Sedangkan untuk domain *.WAR.NET.ID, tidak ada pendaftaran baru dan nama domain yang sudah ada dapat dipakai terus hingga ada ketetapan mengenai nama domain pengganti.

Teddy mengatakan untuk nama domain yang tidak aktif, akan dapat diambil pihak lain tiga bulan sejak batas akhir perpanjangan.

"Dengan demikian, tiga bulan setelah 1 Oktober 2007, tepatnya terhitung mulai 1 Januari 2008 komunitas sudah bisa mengajukan pendaftaran nama domain yang tidak diperpanjang tersebut, sejauh memenuhi ketentuan yang berlaku," tambah Teddy.(*)


Copyright © 2007 ANTARA

Bakteriosin Berpotensi Sebagai Pengawet Tahu

YOGYAKARTA - Bakteriosin yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat berpotensi sebagai pengawet tahu. Dengan bakteriosin sebagai agensia penggumpal dan sekaligus pengawet, diharapkan masa simpan tahu dapat diperpanjang.

Hal itu dikemukakan Prof Dr Endang Sutriswati Rahayu dalam Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Teknologi Pertanian, UGM, dengan judul 'Prospek Bakteri Asam Laktat Hasil Rekayasa Genetika Bidang Industri Pangan', di Balai Senat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Senin (27/8).

Ia mengungkapkan bahwa tahu 'KITA' yang diproduksi oleh Koperasi Alumni Teknologi Pertanian UGM menerapkan proses pasteurisasi pada tahu murni yang dihasilkan. Kemudian, dilanjutkan dengan penyimpanan dingin saat distribusi dan sebelum dikonsumsi.

''Dengan memanfaatkan bakteri asam laktat penghasil bakteriosin sebagai agensia penggumpal dan sekaligus pengawet, diharapkan masa simpan tahu dapat diperpanjang. Potensi bakteriosin sebagai pengawet saat ini secara intensif sedang diteliti di Fakultas Teknologi Pertanian UGM bekerja sama dengan produsen tahu KITA,'' tuturnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, bakteriosin memiliki potensi sebagai pengawet alami (biopreservasi) untuk menggantikan penggunaan pengawet kimia pada bahan makanan. Nisin adalah bakteriosin yang dihasilkan oleh Lactococcus lactis dan telah dinyatakan aman penggunaan oleh Badan Pangan Dunia (FAO/WHO) sebagai pengawet alami. Bakteriosin ini telah diaplikasikan pada produk pangan pasteurisasi (keju dan susu), produk pangan sterilisasi berkadar asam rendah (makanan kaleng), produk pangan asam (yogurt dan salad dressing), produk pangan kemas vakum dan modifikasi atmosfir (slice meat, sosis, smoked fish), serta minuman beralkohol. Berbagai negara telah mengeluarkan peraturan tentang level nisin sebagai pengawet makanan.

Pengujian bakteri asam laktat penghasil bakteriosin non-nisin, karakterisasi dan aplikasinya sebagai agensia pengawet juga telah banyak dilakukan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Pediococcus acidilactici F-11 merupakan bakteri asam laktat penghasil bakteriosin yang potensial dibandingkan dengan isolat-isolat lainnya. Bakteriosin yang dihasilkan dari bakteri ini dapat menekan pertumbuhan bakteri pada susu pasteurisasi yang disimpan dingin. Bakteriosin yang dikombinasi sodium diasetat dan sodium laktat ternyata juga dapat menekan Listeria monocytogenes dalam daging yang disimpan pada suhu rendah.

Bahkan, kata Trisye, biomass Pediococcus acidilactici F-11 penghasil bakteriosin yang disemprotkan pada sayuran segar, khususnya paprika dan wortel yang disimpan dingin dapat menekan pertumbuhan Staphylococcus aureus. Pengembangan bakteri asam laktat penghasil bakteriosin sebagai kultur starter untuk memperbaiki produk fermentasi berbasis susu dan ikan juga telah dilakukan. Telah dilaporkan bahwa selama berlangsungnya proses fermentasi ikan menggunakan starter penghasil bakteriosin, populasi Coliform dapat ditekan.

Di bagian lain ia mengatakan, bakteri asam laktat penghasil bakteriosin dapat ditingkatkan produksinya melalui rekayasa genetika. Sehingga, biaya produksi dapat ditekan dan bakteriosin dengan harga yang murah dapat dimanfaatkan oleh usaha kecil menengah sebagai alternatif pengawet alami. ''Produk pangan hasil rekayasa genetika bukan ancaman bagi kita semua. Namun, kita perlu memahami dengan benar agar dapat kita manfaatkan untuk kesejahteraan kita semua,''kata Kepala Laboratorium Bioteknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian UGM ini.(nri )


[republika.co.id]

Dell Gandeng AWARI Masuk ke Segmen Warnet

Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Warung Internet Indonesia (AWARI) menjalin kerjasama dengan Dell Indonesia yang akan menawarkan paket komputer personal (PC) kepada anggota AWARI di seluruh Indonesia dengan harga khusus.

"Kami merasa senang dengan adanya kerjasama ini dimana lebih 300 warnet milik 180 anggota AWARI akan memiliki akses terhadap penawaran khusus dari Dell ini," kata Ketua Umum AWARI Irwin Day dalam jumpa pers penandatanganan naskah kerjasama dengan Dell Indonesia yang diwakili oleh Country Manager Dell Indonesia, Megawaty Khie di Jakarta, Kamis.

Melalui kerjasama ini, Dell Indonesia akan menawarkan paket komputer yang telah didesain dan diinstal aplikasi-aplikasi komputer termasuk sistem operasi (OS) Microsoft Windows yang legal (pre instal) sehingga lebih menghemat biaya bagi anggota AWARI, sementara pihak AWARI akan memasarkan dan mengelola pemesanan dan pembelian paket komputer Dell tersebut oleh para anggotanya.

Irwin mengatakan, dengan kerjasama ini memungkinkan 180 anggota AWARI meningkatkan bisnisnya dengan menambah jumlah komputer yang terpasang atau mengganti komputer yang lama dengan komputer baru dari Dell.

"Pergantian komputer di warnet dilakukan setiap 3 atau 4 tahun sekali. Ini tidak bisa dihindari untuk meningkatkan daya saing dengan warnet yang lain. Dan biaya penggantian 1 komputer beserta biaya lainnya sampai menjadi warnet mencapai Rp9 juta - Rp10 juta per komputernya," jelas Ketua AWARI itu.

Irwin menjelaskan AWARI mempunyai 180 anggota dengan 300 warnet yang mencakup 3.600 layar monitor dan melayani sekitar 25.000 pelanggan setiap harinya, serta menggunakan bandwitdh internet sebesar 38,4 Mbps.

"Pendapatan anggota AWARI kira-kira Rp3,6 miliar per bulan dari perhitungan 3.600 layar monitor milik anggota AWARI dimana satu layar monitor menghasilkan Rp1 juta per bulannya," kata Irwin.

Dalam kesempatan tersebut, Country Manager Dell Indonesia, Megawaty Khie mengatakan, dengan kerjasama ini Dell berusaha memberi kontribusi positif untuk mengurangi kesenjangan digital dan kemitraan ini menandai masuknya Dell ke segmen UKM.

"Komputer merupakan perangkat bisnis dasar Warnet. Untuk lebih cepat kerjasama dengan pihak Warnet, Dell menggandeng AWARI," kata Megawaty.

Dia mengatakan, Dell menawarkan paket komputer kepada anggota AWARI di seluruh Indonesia yang diberi nama Paket Merdeka Dell-AWARI yang terdiri dari Komputer Desktop Dell OptiPlex 320 untuk client dan billing system.

Tetapi Megawaty enggan menyebutkan nilai bisnis dan harga per paket komputer yang ditawarkan Dell untuk AWARI, serta tidak mewajibkan anggota AWARI untuk mengambil paket komputer Dell ini.

"Harga tidak bisa diungkapkan. Itu confidential Dell dengan AWARI. Yang kita utamakan bukan dari sisi harga tetapi lebih menekankan soal biaya maintenance yang lebih murah dibandingkan komputer rakitan karena instal aplikasi sudah dilakukan di pabrik Dell," jelas dia.

Meskipun hanya sifatnya hanya menawarkan, Megawaty menargetkan sampai akhir tahun ini 80 persen dari 180 anggota AWARI bisa menggunakan paket Merdeka Dell-AWARI.

"Kerjasama ini juga tidak dibatasi waktu. Kami berharap bisa berjalan selamanya," tambah Megawaty.

Sementara Irwin Day mengatakan pihaknya akan mendata anggota AWARI yang akan mengambil paket komputer Dell-AWARI tersebut.

"Sudah ada pesanan awal dari anggota sampai September ini sekitar 300 komputer," kata Irwin seraya mengharapkan kerjasama dengan Dell ini dapat menarik minat pemilik warnet yang jumlahnya 10.000 warnet menjadi anggota AWARI.(*)


Copyright © 2007 ANTARA

UGM Masuk 100 Besar Webometric Asia

Yogyakarta (ANTARA News) - Website Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta masuk dalam 100 besar webometric Asia dan menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi (PT) di Indonesia yang terpilih dalam peringkat itu. [Lihat di http://www.webometrics.info/top100_continent.asp?cont=asia]

"Tahun lalu UGM dan Institut Teknologi Bandung (ITB) masih mampu menembus 100 besar, namun tahun ini hanya UGM saja PT di Indonesia yang masuk penilaian 100 besar webometric Asia," kata Kepala Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK) UGM Drs. Bambang Prastowo, M.Sc di Yogyakarta, Kamis.

Pengukuran yang dilakukan oleh webometric didasarkan pada besarnya materi digital yang dimiliki sebuah website PT, besarnya materi digital dalam format rich content, dan banyaknya website yang mengutip atau memuat link ke sumber-sumber data di website PT tersebut.

Ia mengatakan, tahun ini website UGM, ugm.ac.id berhasil menaikkan peringkat dari tahun lalu yang hanya peringkat 100 Asia menjadi peringkat 95 Asia.

Website yang mendominasi peringkat webometic Asia adalah website PT dari Jepang dan Singapura, beberapa website PT di Thailand dan Filipina juga berhasil meraih peringkat, sedangkan Indonesia hanya kebagian satu kursi di 100 besar.

"Di satu sisi, kenaikan peringkat website UGM dapat dikatakan sebagai hal yang menggembirakan bagi warga kampus UGM, namun secara nasional kenyataan bahwa hanya ada satu PT di Indonesia yang masuk 100 besar webometric Asia merupakan hal yang memprihatinkan, mengingat Indonesia memiliki lebih dari 3.000 PT," katanya.

Kenyataan ini menunjukkan perhatian pemerintah pada penyediaan sarana teknologi informasi untuk PT di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Kalau diperhatikan, kebanyakan website yang menduduki peringkat bagus di webometric memiliki bandwidth yang besar sehingga kualitas layanan informasi PT bergantung sepenuhnya pada kreativitas warga kampus, katanya.

UGM sendiri melakukan investasi yang cukup besar untuk pengembangan teknologi informasi terutama untuk website UGM, yaitu dengan nilai kontrak langganan layanan internet pada salah satu `provider` sebesar Rp417 juta per bulan.

"Dalam beberapa tahun terakhir secara konsisten PPTIK UGM memberikan layanan email dan web hosting gratis untuk semua elemen organisasi kampus, dosen, mahasiswa, dan alumni dengan menggunakan anggaran dari UGM," katanya.(*)


Copyright © 2007 ANTARA