Saturday, September 8, 2007

Malang Menuju "Smart City" dengan 65 Area "Hotspot"

Upaya Malang menjadi "Smart City" pada tahun ini diwujudkan dengan peluncuran sedikitnya 65 area "hotspot" (jaringan internet nirkabel) yang tersebar di berbagai sudut kota, termasuk kawasan Alun-alun Merdeka.

Walikota Malang, Peni Suparto, usai peluncuran "hotspot" tersebut, Jumat, mengatakan, internet yang pada masa sekarang sebagai pengganti media cetak seperti koran harian cukup penting, sebab internet tidak hanya menjelajah area lokal tapi juga mampu menjelajah dunia.

"Dengan adanya puluhan lokasi titik `hotspot` ini, kami berharap masyarakat tidak lagi gagap teknologi dan minimal bisa mengoperasikan internet. Bahkan menjadi kebutuhan dalam mengakses informasi semua bidang, termasuk isu-isu global yang sedang berkembang," katanya di Malang.

Selain meluncurkan 65 titik area "hotspot" yang didukung oleh PT Telkom Malang itu, juga diluncurkan website DPRD Kota Malang yakni www.dprd.malangkota.go.id yang bisa diakses oleh masyarakat luas.

Ke-65 area "hotspot" yang tersebar di wilayah Kota Malang tersebut diantaranya di halaman Balaikota Malang, DPRD Kota Malang, Taman Rekreasi Kota (Tarekot), Alun-alun Merdeka, rumah dinas walikota, Jln. Ijen Boulevard dan gedung Politeknik Kesehatan (poltekes) serta gedung pusat informasi wisata merdeka.(Copyright © 2007 ANTARA)

Nokia Perkenalkan Lima Ponsel Terbaru

Nokia perkenalkan lima ponsel berteknologi Code Division Multiple Acces (CDMA) terbaru di beberapa kota besar di Indonesia termasuk Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

"Nokia 7088 desain sliding cocok bagi profesional yang stylish dan modern, Nokia 6088, Nokia 2505, Nokia 1325 dan Nokia 1265, merupakan produk terbaru teknologi CDMA," kata Product Marketing Manager Nokia Indonesia, Dominikus Susanto, dalam acara perkenalan produk di Manado, Jumat.

Koleksi CDMA menawarkan konsep ponsel masa kini, tidak hanya menghadirkan fungsi tetapi juga desain modern dan dinamis mengikuti perkembangan terbaru.

"Bagi pengguna yang menyukai koleksi L`Amour elegan dan penuh warna, Nokia hadirkan tipe 7088, merupakan produk ponsel CDMA pertama mengadopsi konfigurasi geser (sliding)," kata Dominikus.

Sedangkan bagi pemula, Nokia menawarkan tipe 1325, 1265 dan 2505 yang memiliki desain lipat yang mudah digunakan dan tetap elegan dengan mengkombinasikan desain apik dan fitur cukup lengkap dan terkecil.

"Nokia 1325 dan 1265, hadir dengan desain lebih sederhana, mengusung desain candybar yang ramping namun tetap gaya, dengan menggunakan user interface dan tombol empat arah," kata Dominikus.

Kehadiran Nokia seri terbaru tersebut, kata Dominikus, selain memberikan kepuasan bagi pengguna ponsel, juga ingin pertahankan pasar Nokia ditengah persaingan makin ketat produsen ponsel di seluruh dunia.

"Nokia merupakan pemimpin dalam mobilitas, menggerakan transformasi dan perkembangan konvergensi industri internet dan komunikasi, dengan rangkaian perangkat bergerak, musik, bernavigasi, video, televisi, gambar, permainan, serta mobilitas bisnis," kata Dominikus.(antara)

Menristek Dorong Riset Teknologi 'Fuel Cell' Berbasis Lokal

Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman, mendorong peneliti di Indonesia untuk lebih menggalakkan riset tentang teknologi "fuel cell" berbasis lokal agar dapat diterapkan secara efektif di tanah air.

"Saya mendorong peneliti di Indonesia untuk mengambil langkah strategis untuk mendapatkan teknologi 'fuel cell' di Indonesia. Fakta menunjukkan, produksi 'fuel cell' dari Jepang, Korea, dan China akan memasuki pasar dalam jumlah yang besar di masa mendatang," katanya dalam pidato sambutan di acara seminar tentang teknologi "fuel cell" di Jakarta, Jumat (7/9).

Teknologi "fuel cell" itu sendiri adalah teknologi pembangkit energi yang ramah lingkungan dan dapat diperbarukan dengan menggunakan alat konversi energi elektrokimia yang mengubah energi kimia dari hidrogen dan oksigen ke dalam energi listrik dan panas melalui reaksi reduksi.

"Fuel cell" merupakan teknologi yang ramah lingkungan karena hasil samping dari reaksi reduksi elektrokimia yang dikerjakannya adalah air.

Menristek menuturkan, inovasi seharusnya diambil dari sumber daya lokal antara lain dalam pembuatan "membran electrode assembly" (MEA) yang merupakan kunci dalam proses konversi energi dari energi kimia menjadi energi listrik.

Berbagai usaha, ujar Kusmayanto, telah diupayakan untuk mengganti material dari komponen "fuel cell" dengan memakai material lokal dan proses fabrikasi lokal.

"Dengan upaya seperti itu, sektor riset dan teknologi di Indonesia akan memainkan peranan yang penting dalam komersialisasi 'fuel cell' yang berdasarkan produk dalam negeri," katanya.

Menurut peneliti Pusat Teknologi Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Eniya Listiani Dewi, pihaknya telah berhasil mengembangkan material "fuel cell" antara lain membran yang dibuat dalam beberapa variasi material.

Eniya memaparkan, membran hidrokarbon bermaterial lokal yang telah dihasilkan itu dapat menurunkan biaya sebesar 85 persen dari membran komersial.

"Berbagai penerapannya seperti kendaraan dengan teknologi 'fuel cell' diperkirakan akan memasuki pasar pada tahun 2010-2015, yang pasarnya diproyeksikan setara dengan 2,6 miliar dolar pada tahun 2012," katanya.

Sedangkan pembicara lainnya, Manajer Senior PT Honda R&D, Takashi Moriya, mengemukakan bahwa kendaraan berteknologi "fuel cell" dengan bahan bakar hidrogen adalah kendaraan yang sangat menjanjikan bagi generasi mendatang.

Menurut Takashi, salah satu kunci penting dalam penyebaran kendaraan "fuel cell" berbahan bakar hidrogen adalah dengan menyediakan dan meningkatkan infrastruktur hidrogen. antara

KO SAN, Bawa Misi 18 Penelitian di Ruang Angkasa

Tanggal 5 September 2007 adalah saat yang paling membahagiakan Ko. Saat itulah dia mencatatkan namanya dengan tinta emas dalam sejarah Korsel.

KO dipilih menjadi warga Korea Selatan pertama yang berkesempatan berpetualang ke luar angkasa. Kesempatan istimewa itu akan dirasakan Ko pada April 2008, ketika dirinya menumpang pesawat ulang-alik Soyuz TMA-12 milik Rusia menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

”Saya sangat bahagia mendapat kesempatan ini dan terima kasih banyak,” kata Ko, 30. Ko mempersembahkan ucapan terima kasih khusus bagi ibundanya tercinta yang telah membantu dan mendukungnya hingga mencapai sukses seperti sekarang.Lajang ini pun memuji ibundanya karena telah membesarkan dia dan saudarinya seorang diri. Ayah Ko telah meninggal dunia sejak dirinya masih bocah.

Betapa tidak,Ko berhasil menyisihkan 36.000 pelamar yang ikut pemilihan astronot pertama Korsel sejak tahun lalu, hingga terpilih menjadi dua kandidat. Astronot cadangan Ko adalah Yi So-yeon, 29, seorang mahasiswi PhD bidang nanoteknologi. Kedua kandidat terpilih masih harus mengikuti latihan di pusat pelatihan astronot Gagarin di Rusia sebelum salah seorang dipilih untuk terbang bersama Soyuz. Jika Ko, seorang peneliti di Institut Teknologi Maju Samsung, mendapat halangan, maka Yi-lah yang akan menggantikannya.

”Ko sudah membuktikan bahwa dirinya nyaman berkomunikasi dengan kosmonot Rusia. Selain itu, dia mencatat nilai lebih tinggi dalam uji coba kebugaran tubuh dan eksperimen ilmiah,” kata Wakil Menteri Sains Korsel Chung Yoon. Keunggulan fisik Ko ketimbang Yi mungkin berkat hobi bertinju dan naik gunungnya. Dan ternyata, Ko merupakan seorang mantan petinju nasional amatir yang pernah meraih medali perunggu dalam kejuaraan tinju pada 2004 lalu.

Kedua astronot terpilih ini sudah menjalani pelatihan baik di Korsel maupun di Rusia sejak awal tahun ini.Mereka berdua resmi dipilih pada 25 Desember tahun lalu. Selama sepekan di ISS nantinya, Ko, pria yang dilahirkan pada 19 Oktober 1976 di Busan ini, akan mengadakan sekitar 18 penelitian dan eksperimen ilmiah didampingi dua kosmonot Rusia.

”Saya akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan misi ini,”tandas Ko. Salah satu bentuk penelitian ilmiah Ko di ISS nantinya adalah terkait dengan makanan favorit masyarakat Korsel,yaitu kimchi,makanan nasional terbuat dari kol yang difermentasi dengan beragam bumbu rempah-rempah.

Badan Riset Makanan Korsel ingin mengembangkan kimchi agar dapat menjadi makanan konsumsi di luar angkasa. Sementara itu, penelitian lainnya adalah soal dampak lingkungan bebas gravitasi terhadap tubuh manusia dan pertumbuhan organisme bernyawa. Dengan ini, Ko akan menjadi warga Asia keenam yang berhasil menuju luar angkasa. Pemerintah Korsel sebelumnya telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Rusia mengenai kerja sama ini.

”Proyek ini mendapat dukungan khusus dari Presiden Korsel Roh Moo-hyun,serta bertujuan mempererat hubungan antara Rusia dan Korsel,” kata Humas Badan Antariksa Federal Rusia Igor Panarin. Proyek ini,100% didanai Seoul. Ko merupakan seorang wakil negara yang dipersiapkan pemerintah Korsel untuk menjadi pionir dalam pengembangan riset luar angkasa. Seoul sadar, mereka masih tertinggal di bidang teknologi antariksa dibandingkan negara- negara maju.

”Sekarang ini kami memang kekurangan teknologi untuk mengembangkan pesawat ulang-alik Korsel untuk dikirim ke luar angkasa. Untuk itu, kami percaya dengan berinvestasi pada sumber daya manusia lebih efisien untuk mempercepat proyek riset luar angkasa kami,” kata Chung. Tidak tanggung-tanggung, untuk membiayai proyek pengiriman Ko ke ISS serta melatih kedua astronot terpilih, Korsel rela mengeluarkan dana lumayan besar, yaitu sekitar USD20 juta.

Lulusan Seoul National University yang berspesialisasi pada teknologi inteligensi buatan tersebut memiliki rencana ambisius setelah kepulangannya dari ISS. Dia ingin sekali mendalami teknologi robot, yang sesuai dengan bidang spesialisasinya. Korsel berencana meluncurkan roket luar angkasanya tahun depan dan menjadi negara kesembilan yang melakukannya. Badan Antariksa Korsel pun hampir merampungkan pembangunannya. Konstruksi fasilitas senilai USD285 juta tersebut dimulai sejak 2000 lalu. (berbagai sumber/tri subhki r)


Friday, September 7, 2007

Nokia Serius Bisnis Asesoris Ponsel

Nokia mulai serius menangani bisnis asesoris ponsel ditandai dengan peluncuran produk gadget terbarunya Nokia 330 Auto Navigation yaitu perangkat navigasi Personal Navigation Device (PND).

"Kita sekarang fokus pada produk asesoris, juga asesoris multimedia yang bisa meningkatkan pengalaman orang terhadap multimedia," kata Manager Bisnis Multimedia PT Nokia Indonesia, Usun Pringgodigdo dalam acara peluncuran Nokia 330 di Jakarta, Rabu.

Usun mengatakan pihaknya akan memfokuskan produk asesoris terutama dalam tiga hal yaitu perangkat navigasi, perangkat bluetooth dan asesoris Car Kit.

Sedangkan gadget navigasi yang terbaru dari Nokia yaitu Nokia 330 merupakan perangkat navigasi dengan penerima sinyal GPS (Global Positioning System) yang dilengkapi peta digital Navy-G dari Solo Map mencakup kota-kota di Jawa, Bali, Sumatera dan Kalimantan.

Perangkat dengan tampilan layar sentuh 3,5 inch dan sistem suara bantu ini dilengkapi dengan penyimpanan 1GB memory card yang dapat di-upgrade 2GB dan akan dijual dipasaran dengan harga Rp4,5 juta.

Pada kesempatan yang sama, Nokia juga meluncurkan produk asesoris mobil yiatu Nokia CK-15W, CK-20W, Nokia HF-33W, dan Nokia HF-300.

Nokia CK-15W adalah handsfree car kit dengan konektivitas bluetoot yang dilengkapi dengan layar berwarna untuk kemudahan pengoperasian, juga terdapat phonebook donwload yang memudahkan dalam panggilan telepon.

Sedangkan Nokia CK-120W merupakan handsfree car kit dengan konektifitas bluetooth yang mendukung teknologi A2DP sehingga dapat mendengarkan musik dalam ponsel lewat speaker unit dalam perangkat ini.

Untuk Nokia HF-33W juga handsfree car kit yang dapat digunakan dengan menancapkan pada lighter mobil, dengan dilengkapi oleh DSP (Digital Sound Processing) untuk mengurangi suara bising dan gema.

Dan Nokia HF-300 merupakan speakerphone yang handsfree car kit dengan dilengkapi clip untuk diikatkan pada sunvisor mobil. (ANTARA)

Mobile-8 Hadirkan Layanan Konten Berbasis Brew

PT Mobile-8 Telecom Tbk, operator produk CDMA Fren, mengumumkan untuk menyediakan layanan data nirkabel content berbasis solusi Brew dari Qualcomm pada akhir tahun 2007 di Indonesia.

Mobile-8 akan menjadi operator pertama di Indonesia yang menggunakan solusi Brew, dan untuk tahap pertama akan tersedia di berbagai handset ponsel low end Mobile-8 yang telah dilengkapi teknologi generasi ketiga, kata Chief Commercial Officer for Marketing and Strategy Mobile-8, Loh Ket Jiat dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

"Kami melihat solusi Brew sebagai `platform aplikasi yang paling kuat dalam menyediakan layanan data nirkabel terkini. Kami bekerjasama dengan Qualcomm dan Jatis dalam mengembangkan handset berbasis Brew bagi pelanggan kami," kata Loh Ket Jiat.

Dalam jumpa pers tersebut, Loh Ket Jiat didampingi oleh Head Of Product Development PT Mobile-8 Telecom Tbk Ronald Simanjuntak, Senior Director and Country Manager of Qualcomm Indonesia Harry K Nugraha dan Technology Director of Jatis Group Izaak Jenie.

Loh mengatakan, dengan kerjasama tersebut, pihaknya mengundang vendor handset ponsel dan penyedia content untuk bersama-sama mengembangkan Brew.

Senior Director and Country Manager of Qualcomm Indonesia Harry K Nugraha mengatakan dengan menggunakan tehnologi Brew, handset ponsel low end dapat melakukan berbagai aplikasi seperti handset high end GSM, seperti push email dan akses berita terkini.

"Dengan Brew ini, pengguna bisa mengakses dan mendownload email, bisa mengakses berita, bisa mendownload ring tone, " kata Harry.

Harry mengatakan tehnologi Brew telah digunakan oleh operator CDMA di negara-negara seperti Jepang dan Amerika dan platform Brew ini telah ada secara default dalam chipset handset Mobile-8 yang dikeluarkan oleh Qualcomm.

Sedangkan Head Of Product Development PT Mobile-8 Telecom Tbk Ronald Simanjuntak, mengatakan, aplikasi yang paling banyak digunakan oleh pengguna ponsel di Indonesia adalah untuk ringtone dan games.

Ronald mengatakan pihaknya telah menghabiskan 300.000 dolar Amerika dari Capex Mobile-8 tahun 2007 sebanyak 125 juta dolar Amerika untuk membangun infrastruktur Brew ini.

"Itu investasi awal di luar untuk konten," kata Ronald sambil menambahkan tarif layanan untuk berbagai aplikasi dari Brew tersebut tidak akan lebih mahal dibandingkan yang ditawarkan oleh operator atau Content Provider yang ada.(*)

Copyright © 2007 ANTARA

Thursday, September 6, 2007

Operator Telekomunikasi Saling Perang Harga

Saat ini persaingan antar operator telekomunikasi di Indonesia sangat ketat dan terjadi perang harga di antara mereka, sehingga kekhawatiran adanya persekongkolan pada industri ini sepertinya tidak terjadi di pasar.

"Sehingga tentu saja secara umum masyarakat diuntungkan dengan perkembangan baru tersebut baik karena harga yang terus-menerus turun dan pelayanan yang bersaing antara satu operator dengan operator lain," kata pengamat ekonomi Sri Adiningsih dalam hasil penelitiannya yang diperoleh di Jakarta, Rabu.

Adiningsih, anggota Tim Peneliti "Restructuring the Telecommunications Industry: An Assessment on Industry Structure after Duopoly in Indonesia" (Restrukturisasi Industri Telekomunikasi: Sebuah Penilaian Struktur Industri setelah Duopoli di Indonesia tahun 2007" mengatakan, bahkan dari promosi yang dilakukan operator telepon terlihat tarif promosi yang ditawarkan luar biasa murahnya.

Perkembangan akhir-akhir ini bahkan menunjukkan persaingan dengan menawarkan pulsa ataupun layanan pesan singkat (SMS) gratis dengan kondisi tertentu juga terjadi. Hal ini wajar pada tahap awal perkembangan pasar yang masih mencari keseimbangan, katanya.

Hasil penelitian yang dikeluarkan Agustus 2007 itu menyebutkan, berdasar data Oktober 2006 PT Bakrie Telecom (Esia) adalah operator yang menerapkan harga murah (Rp50 per menit antar pelanggan "on-net"-operator yang sama), dan Rp800 per menit untuk panggilan ke pelanggan "off-net" (dengan operator lain).

Sedangkan untuk telepon bergerak, PT Mobile-8 (Fren) tarifnya Rp275 untuk menit pertama dan Rp14 untuk tiap menit berikutnya untuk "on-net", dan Rp800 per menit untuk panggilan "off-net".

"Jelas dapat dilihat bahwa kedua operator tersebut menggunakan strategi tarif murah untuk menyaingi pesaingnya. Jadi dapat dilihat bahwa `new comer` (pendatang baru) menggunakan tarif rendah untuk penetrasi pasar. Demikian juga pemain lama (`incumbent`) juga tidak mau kalah, mereka menerapkan hal yang sama. Sehingga perang harga antar operator tak terelakkan," katanya.

Selain itu tarif promosi juga banyak dilakukan oleh operator, diantaranya PT Excelcomindo Pratama menurunkan tarifnya sebesar kira-kira Rp149 per 30 detik, sementara Simpati (PT Telkomsel) memberlakukan tarif Rp300 per menit untuk pelanggan yang melakukan panggilan antara pukul 23.00 hingga 07.00.

PT Indosat (Mentari) bahkan memberikan gratis kepada pelanggan yang melakukan panggilan antara pukul 00.00 hingga 05.00. Gambaran tersebut mengindikasikan bahwa industri telekomunikasi baik untuk jaringan tetap tanpa kabel dan seluler di Indonesia pada saat ini telah memasuki situasi "perang tarif", sementara para operator baru berusaha memaksimalkan kapasitas jaringan yang dimilikinya.

Perkembangan akhir-akhir ini bahkan menunjukkan perang tarif yang semakin gencar sehingga banyak operator yang menawarkan berbagai keuntungan seperti antara lain roaming gratis, tarif telepon interlokal sama dengan tarif lokal, dan bonus pulsa.

Adanya perang tarif antar operator tersebut menyebabkan tarif telepon seluler cenderung mengalami penurunan. Kecenderungan turunnya tarif seluler sebagai akibat perang tarif antar operator mengindikasikan bahwa persaingan antar operator seluler semakin ketat.

Hingga saat ini di Indonesia telah hadir 10 operator yaitu Telkom, Telkomsel, Indosat, Excelcomindo (XL), Hutchison (3), Sinar Mas Telecom, Sampoerna Telecommunication, Bakrie Telecom (Esia), Mobile-8 (Fren), dan Natrindo Telepon Selular (sebelumnya Lippo Telecom).

Dari jumlah ini, pelanggan "fixed phone" sekitar 9 juta dan pelanggan selular 64 juta pada 2006. Kalau dibagi berdasarkan platform yang digunakan, pemakai GSM selular sebanyak 88%, CDMA selular 3%, dan CDMA fixed wireless access (FWA) 9%.

Namun dari sepuluh operator itu hanya 3 operator yang memiliki pangsa pasar lebih dari 5% yaitu Telkomsel, Indosat dan Excelcomindo. Hal ini menyebabkan tingkat persaingan antar operator di Indonesia mengalami peningkatan. Sementara para pelanggan telepon seluler juga menikmati manfaat dari persaingan tersebut. (kpl/rit/kapanlagi)

Wednesday, September 5, 2007

Uji Coba Peluncuran Roket LAPAN di Pandanwangi Sukses



Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) kembali melakukan uji coba roket buatannya. Dalam peluncuran roket di fasilitas uji terbang roket TNI-AU Pandawangi, Jawa Timur, tiga rodal (roket kendali, bukan peluru kendali) berhasil mulus.

Uji coba peluncuran roket ini dilakukan Rabu (5/9/2007). Berdasarkan rilis LAPAN yang diterima detikcom, Rabu (5/9/2007), tim dipimpin oleh Dr. Rika Andiarti (Kabid Kendali Roket LAPAN) dan Ir. Eddy Sofyan, Ph.D.(Kepala Program Rodal).

Peluncuran ini bertujuan selain untuk melakukan 'engineering test' perangkat keras dan lunak sistem kendali juga untuk mengidentifikasi parameter olah-gerak roket dalam beberapa region kecepatan. Data ini penting untuk pengembangan rodal tahap lanjut yang sedang dilaksanakan LAPAN.

Seperti diketahui, saat ini berbagai konfigurasi rodal dan booster tengah diteliti LAPAN. Sebelumnya, LAPAN telah berhasil meluncurkan roketnya di fasilitas uji terbang roket di Pameungpeuk, Garut. (asy/asy/detik.com)


Mendidik "Technopreneur"

Misalkan saja Anda berusia 20-an tahun dan mengawali perusahaan internet pertama Anda. Lalu katakan 21 bulan kemudian Anda menjualnya seharga 1,65 miliar dollar AS. Apa yang terjadi berikutnya? ("Time", ’Persons of the Year’, 2006-2007)

Kutipan di atas dari majalah Time tatkala mengisahkan situs YouTube yang fenomenal dan pendirinya, Steve Chen, Chad Hurley, dan Jawed Karim. Diperlihatkan pula bagaimana ketiga pemuda itu merancang konsep awal YouTube di garasi Chad. YouTube kemudian sukses besar pada tahun 2006. Alasannya banyak, tetapi satu yang bisa disebut khusus adalah karena ia unggul, tapi juga mudah, satu kombinasi yang langka. Anda bisa menonton video di situs tersebut tanpa perlu mengunduh perangkat lunak apa pun atau bahkan mendaftar. Di Amerika, YouTube untuk menonton video diibaratkan sama dengan Wal-Mart Supercenter untuk belanja. Semua ada di sana dan Anda tinggal masuk saja.

Ketika akhir tahun silam YouTube digelontor dengan 65.000 video baru setiap harinya, jumlah video yang bisa ditonton pun menggelembung, dari 10 juta per hari pada tahun sebelumnya, menjadi 100 juta.

Selain memperlihatkan bagaimana multiplikasi informasi terjadi, fenomena tersebut juga membuat dunia menoleh kepada sosok-sosok pendiri perusahaan. Lalu tampaklah bagaimana sosok Chad Meredith Hurley yang berdarah seni ternyata juga punya minat besar terhadap bisnis dan teknologi. Bagaimana keberhasilannya di PayPal mempertemukan dirinya dengan Steve Chen dan Jawed Karim, dua insinyur di PayPal, yang kemudian bersepakat dengan dirinya untuk mendirikan perusahaan baru (start-up). Dalam perkembangan kemudian, memang ada ketegangan dalam hubungan Karim (27) dengan kedua pendiri YouTube lainnya. Ini membuat sejarah perusahaan itu lalu ikut disederhanakan, dengan hanya disebutkan, ide pendirian YouTube muncul tahun 2005 saat Chad dan Steve kesulitan berbagi video yang mereka ambil secara online saat santap malam di apartemen Steve.

Apa pun yang terjadi di antara ketiga orang muda yang terkait dengan YouTube di atas, yang jelas YouTube berkembang menjadi perusahaan sukses yang kemudian dibeli raksasa Google, Oktober 2006 dengan nilai 1,65 miliar dollar AS.

Semestinya sukses YouTube, sebagaimana sukses Apple, Amazon, dan deretan start-up lainnya mengilhami orang muda tidak saja di Amerika, tetapi juga di belahan dunia lainnya. Namun, agar lingkungan menjadi kondusif bagi munculnya apa yang dikenal sebagai wirausahawan teknologi atau technopreneur ini rupanya dibutuhkan sejumlah syarat.

Ketika memberi kuliah perdana di Universitas Media Nusantara (UMN) di Jakarta, 3 September lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika Mohammad Nuh menyebut salah satunya, yakni masa kritis. Menurut Menteri, di Indonesia memang sudah ada banyak ahli ICT (teknologi informasi dan komunikasi/TIK), tetapi jumlah itu dirasa belum mampu menimbulkan efek yang terasakan.

Menteri Nuh mengibaratkan kondisi yang ada sekarang sebagai mobil di tanjakan, tidak merosot tetapi juga tidak bisa naik.

Dari segi masa kritis, jumlah SDM TIK harus ditambah, dalam hal ini melalui pendidikan. Dalam kondisi kesenjangan digital yang sudah akut dewasa ini antara negara maju dan negara berkembang, jumlah lulusan memang harus dipacu. Para lulusan juga harus bisa menjadi orang yang mampu memengaruhi agar semakin banyak warga masyarakat yang melek TIK dan bisa memanfaatkannya.

Pendidikan kewirausahaan

Pada kesempatan yang sama, pendiri UMN Dr (HC) Jakob Oetama kembali mengulangi pentingnya pendidikan sebagaimana terkandung dalam semangat culture matters yang akhir-akhir ini sering ia kemukakan. Menurut hasil seminar Harvard yang kemudian dibukukan hasilnya, dan disunting oleh Lawrence Harrison dan Samuel Huntington (2000), nilai budaya berperan penting bagi kemajuan bangsa. Bangsa Korea (Selatan) berkembang maju dibandingkan dengan Ghana meski keduanya berada dalam kondisi serupa pada tahun 1960. Dalam pengantar buku, Huntington menyebutkan, di Korea berkembang nilai-nilai budaya yang membuatnya tumbuh maju dan di antara nilai-nilai tersebut adalah pendidikan, selain disiplin, menghargai waktu, dan berorientasi kepada kemajuan.

Seperti disampaikan Menteri Nuh, pemerintah pun berkepentingan agar pendidikan maju, masyarakat Indonesia maju. Ini antara lain coba dilakukan dengan membangun dan meluaskan jaringan komunikasi dengan Palapa Ring, yang tahun 2008 coba diwujudkan untuk wilayah Indonesia timur. Melalui program Universal Service Obligation (USO), pemerintah juga akan memperluas akses telekomunikasi bagi desa-desa di Indonesia yang berjumlah 72.000, tetapi 38.000 di antaranya masih merupakan blank spot.

Setelah ide disosialisasikan, prasarana dibangun, pendidikan diselenggarakan, lalu bagaimana dengan munculnya technopreneur? Ini tentu persoalan lain.

Pembicara lain pada kuliah perdana UMN, Indra Sosrojoyo, menyampaikan peluang yang terbuka dalam industri TIK yang dapat dipilih mahasiswa. Ia juga dengan tepat mengawali kuliah dengan bertanya, siapa yang ingin menjadi technopreneur. Dalam jawaban pertama, mahasiswa yang mengangkat tangan 25 persen, tetapi meningkat jadi sekitar 40 persen saat ia mengulangi pertanyaannya.

Pekan silam, ketika menulis tentang Iskandar Alisjahbana, kolom ini juga menyinggung pentingnya jiwa entrepreneurship. Dalam hal ini, perguruan tinggi tidak cukup hanya menjadi penghasil gelar ningrat akademis. Ia harus berhenti sebagai menara gading dan membuka peluang bagi civitas academica-nya untuk menumbuhkan inkubator, seperti yang dipercontohkan oleh MIT dan Stanford University di AS. Memang, tidak sedikit tentangan yang muncul menanggapi gagasan ini, dari tahun 1970-an hingga hari ini. Namun, tampaknya, ada urgensi aktual bagi pendekatan baru untuk lulusan universitas saat ekonomi masih lesu dan lapangan kerja langka dewasa ini.

Dalam konteks culture matters yang diangkat oleh Jakob Oetama, melalui praktik kewirausahaan dapat dikembangkan nilai-nilai budaya yang dibutuhkan untuk mencapai kemajuan, seperti disiplin, ulet, dan menghargai waktu.

Tepat pernyataan Menteri Nuh bahwa memiliki visi kemajuan penting. Namun, yang lebih penting lagi adalah menjawab tantangan yang ada di depan mata sekarang ini.

[kompas online]

Monday, September 3, 2007

BRTI Cabut Izin Beberapa Penyedia Jasa "Content Provider"

Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) akan mencabut izin para penyedia jasa content provider (CP) yang tidak mematuhi peraturan penyelenggaraan SMS Premium dari BRTI. Anggota BRTI, Heru Sutadi yang dihubungi ANTARA News di Jakarta, Minggu, mengatakan BRTI telah telah memantau penyedia CP dari nomor registrasi 9700, 9880, 7898, 9090, dan 6288 yang membandel melanggar aturan BRTI.

"Oleh karena itu BRTI akan mencabut izin beberapa `Content Provider` yang nakal tersebut. Ini sudah keterlaluan. Mereka melecehkan regulator dan tetap menzalimi konsumen," tandas Heru.

Heru Sutadi mengatakan BRTI akan mencabut izin CP tersebut setelah diperingatkan sebelumnya oleh BRTI dan mereka sudah menandatangani surat perjanjian pada tahun 2006 dan tahun ini untuk mematuhi aturan BRTI.

"Kita juga sudah berdiskusi dengan IMOCA (Indonesian Mobie Content Association). Mereka setuju saja kalau BRTI yang melakukan pencabutan izin," kata Heru.

Yang pasti, kata Heru, BRTI akan mencabut izin penyelenggaraan SMS Premium dua penyedia CP dan akan diumumkan minggu depan.

Dia menjelaskan kenakalan CP yang dimaksud adalah karena melanggar aturan-aturan penyelenggaraan layanan SMS Premium yang telah ditentukan oleh BRTI, misalnya tidak boleh menyelenggarakan "Ring Tone" berlangganan, tidak ada kejelasan tarif dan kejelasan bagaimana untuk berhenti (un-reg) dari layanan itu.

"Bahkan ada layanan CP dimana kita registrasi satu layanan tetapi justru otomatis registrasi langganan layanan lain. Ini tidak boleh," kata Heru.

Mengenai tarif, Anggota BRTI itu mengatakan CP nakal itu biasanya tidak menjelaskan mengenai tarif dalam iklan di media massa.(*)

Copyright © 2007 ANTARA

Saturday, September 1, 2007

Ponsel 3G Murah

Ponsel 3G murah, bukan impian lagi. LG Mobile Communication Indonesia (LGMCI) ponsel 3G murah merilis, KU250. Tidak hanya pelanggan Indonesia yang bakal menikmati ponsel murah. Ponsel yang sama akan didistribusikan di 20 negara lain.

3G for All merupakan ponsel pemenang tender program 3G for All yang digelar GSM Association saat berlangsung 3GSM Forum di Barcelona, Spanyol, Februari lalu. Produk ini mulai diperkenalkan kepada publik saat berlangsung CommunicAsia 2007 di Singapura, Juni lalu.

Ponsel 3G for all akan dilepas dengan harga 30 persen dibawah harga ponsel 3G entry level. Bila ponsel 3G entry level harga jualnya sekitar 200 dolar AS, ponsel 3G for All sekitar 130 dolar AS sampai 140 dolar AS Program ini mirip dengan konsep Connect Unconneted yang merilis ponsel GSM dengan harga jual sekitar 40 dolar AS.

Di Indonesia, KU 250 akan dijual di pasaran dengan harga Rp 1.488.000. ''KU 250 tercatat sebagai ponsel 3G paling murah yang ada di pasaran. Dengan ponsel ini kami bermaksud meningkatkan penetrasi terhadap pasar 3G di Indonesia,'' kata GM National Sales and Marketing LGMCI, Andre Tanuwidjaya.

Sekalipun di jual dengan harga murah, Andre memastikan bahwa produk ini tetap mengedepankan keunggulan teknologi. Ia berdalih bahwa keunggulan teknologi bukan hanya dilihat dari kemampuan menciptakan barang dengan teknologi terkini,' Namun juga menyediakan dengan harga yang kompetitif dan rasional bagi calon konsumen,'' kata Andre kemudian.

KU 250 memiliki layar TFT dengan kedalaman 262 ribu warna. Ia juga memiliki kamera 1.3 MP dengan kemampuan CMOS. Memiliki memori internal 10 MB, ponsel ini juga dilengkapi dengan slot microSD untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan.

Untuk pemasaran produk ini, LGCMI berencana melakukan roadshow ke Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. LGCMI juga berencana menjalin kerjasama dengan operator 3G melalui mekanisme bundling.

Respon positif
Layanan 3G di Indonesia mendapat respon positif di kalangan pelanggan seluler. Hingga Juni 2007, pelanggan layanan ini diperkirakan sekitar 3 juta. Diantara empat operator pelanggan 3G di Indonesia, Telkomsel tercatat sebagai operator dengan pelanggan terbesar. Hingga Juni, pelannggan 3G Telkomsel tercatat sekitar 2,5 juta pelanggan.

Saat berbicara pada CommunicAsia Summit 2007 di Singapura, Juni lalu Direktur Utama Telkomsel, Kiskenda Suriahardja mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan pasar potensial 3G. ''Kalau lima persen penduduk Indonesia menjadi pelanggan 3G, ini artinya ada 10 juta pelanggan,'' katanya memberi ilustrasi.

Namun, penetrasi layanan 3G masih terkendala oleh mahalnya harga ponsel. Kiskenda mengungkapkan, dari 2,5 juta pelanggan yang terdaftar terdapat 800 ribu pelanggan aktif. Average per usage (ARPU) atau penggunaan rata rata per bulan sekitar 8 dolar AS hingga 9 dolar AS. Diantara 800 ribu pelanggan aktif terdapat sekitar 200 ribu pelanggan dengan ARPU mencapai 80 dolar AS per bulan.

Di luar pelanggan yang telah menikmati 3G, masih ada ratusan ribu pelanggan yang telah mendaftar namun belum bisa menikmati, karena belum terjangkau layanan 3G. Di luar dua kelompok tadi, ada pelanggan yang ingin menikmati 3G, namun belum memiliki ponsel 3G. "Dari pemantauan sistem dan IMEI, pelanggan yang belum memiliki ponsel 3G jumlahnya mencapai 1,5 juta,'' kata Kiskenda.

Harga jual ponsel 3G umumnya diatas Rp 2 juta. Bagi sebagian pelanggan seluler di Indonesia, angka Rp 2 juta masih terlampau tinggi dan tidak terjangkau. Tak mengherankan diawal implementasi 3G di Indonesia, Sony Ericsson K618 banyak diburu, karena harga jualnya sekitar Rp 1,6 juta.

Dengan memperhatikan karakteristik pelanggan seluler di Indonesia, mereka tidak membutuhkan semua fitur terkini yang dibenamkan di ponsel 3G, termasuk lensa dengan MP besar atau LCD TFT. Pelanggan umumnya ingin menikmati video call, akses intenet cepat dan mobile TV. ''Asal bisa membuka imel atau portal sekitar dua sampai tiga menit sudah cukup,'' ujar Kiskenda. Temuan ini disebut Kiskenda merupakan tantangan bagi vendor ponsel. ''Pasar sudah ada dan market sizenya besar. Bisa enggak mereka membuat ponsel 3G dengan harga murah,'' ujarnya.

Ponsel 3G murah telah tersedia di pasaran. Kehadiran KU250, umumnya akan diikuti dengan hadirnya ponsel sejenis di pasaran. Sebagaimana ponsel GSM murah, kehadiran poduk Motorola dengan harga kurang dari Rp 500 ribu, diikuti dengan hadirnya ponsel vendor lain dengan harga relatif sama.

Di sisi lain, ada kecenderungan harga ponsel 3G akan turun. Direktur ABI Research, Jake Saunder seperti dikutip Wireless Asia memprediksi terjadinya penurunan harga ponsel 3G antara 50 dolar AS hingga 70 dolar AS. Sementara Informa Telecoms & Media memprediksi harga rata-rata handset 3G akan turun dari 211 dolar AS menjadi 116 dolar AS tahun ini. Bahkan pada tahun 2008 harga rata-rata ponsel 3G akan turun lagi menjadi sekitar 72 dolar AS.

KU 250 tak urung membuka peluang LGMCI meningkatkan penetrasi pasar 3G di Indonesia. Sejauh ini, Andre mengaku tak mematok target tinggi untuk ponsel 3G murah ini. ''Target kami mampu meraih sekitar 15 persen market size,'' kata Andre.

Mengutip survai yang dilakukan GfK Andre mengemukakan bahwa market size ponsel untuk berbagai jenis di Indonesia diperkirakan mencapai 15 juta unit.Dari angka 15 juta tadi, permintan akan ponsel 3G diperkirakan mencapai 15 persen atau sekitar 2,25 juta unit

Andre mengemukakan terjadi pertumbuhan permintaan ponsel 3G yang signifikan di Indonesia. Jika pada 2006 pertumbuhan rata-rata mencapai 4, pada 2007 diperkirakan meningkat menjadi 13 persen. ''Pada bulan Juni, terjadi pertumbuhan hingga 15 persen,'' kata Andre. Angka 15 persen setara dengan sekitar 150 ribu unit.

Sekalipun permintaan sangat besar, Andre menyatakan harga ponsel yang masih tinggi menjadi kendala. Kehadiran KU250 tentu saja memberi peluang baru. ''Kami optimis target 15 persen akan tercapai,'' kata Andre.

(tar )

Konten Inovatif untuk Pelanggan 3G

Memantau isi rumah dari jarak jauh, kini bukan perkara sulit. Lebih dari sekadar memantau rumah secara langsung dari ponsel, Anda juga bisa melakukan komunikasi secara langsung dengan keluarga yang ada di rumah, setiap saat.

Untuk layanan ini, Anda cukup memasang video kamera (webcam) di satu ruangan yang akan dipantau. Selanjutnya webcam tadi dihubungkan dengan satu perangkat yang didalamnya terdapat simcard. Saat Anda mengkontak simcard, webcam akan aktif.

Apa yang ditangkap webcam akan ditransmisikan--dengan menggunakan jaringan 3G--, ke ponsel Anda. Layanan ini, sepintas mirip dengan video call atau video conference. Karena orientasi layanan ini adalah pemantauan atau pengawasan, layanan ini populer dengan sebutan video surveilances.

''Layanan video surveilances memungkinkan kita melakukan pemantauan dari jarak jauh menggunakan jaringan 3G,'' kata GM Bisnis Inkubator Telkomsel, Dedy Suherman. Dedy memperkenalkan layanan ini saat peluncuran layanan 3G Telkomsel, di Pontianak pekan lalu.

Saat itu Dedy melakukan ujicoba pemantauan di dalam rumah, ruang kerjanya, mobil serta kondisi lalu lintas di jalan Gatot Subroto, Jakarta yang dipantau melalui webcam di jendela ruang kerjanya. Kualitas gambar yang ditampilkan, tak berbeda jauh dengan gambar yang ditampilkan saat kita melakukan video call, video conferance atau menikmati video portal pada layanan 3G Telkomsel.

Tak hanya memantau secara pasif, maksudnya hanya menampilkan gambar yang tertangkap kamera, pengguna juga bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang tertangkap kamera secara langsung. Yang menarik, pemantauan bisa dilakukan dimana saja, kapan saja. ''Karena video surveilance berbasis 3G, tentu saja bisa dilakukan di area-area yang telah tersedia coverage 3G,'' papar Dedy.

Untuk bisa menikmati layanan ini, Dedy menyebut tak diperlukan perangkat pendukung yang sulit diperoleh. Pengoperasian layanan disebutnya juga user friendly. ''Pengguna ponsel bisa mengoperasikan layanan ini,'' paparnya. Ihwal komersialisasi layanan, Dedy belum bersedia mengungkapkan kapan waktunya.

Kehadiran video surveilances makin memperkaya konten berbasis video pada layanan seluler berteknologi 3G. Sebelumnya pelanggan 3G bisa menikmati video call, video conference, mobile video, termasuk didalamya TV Streaming dan Live TV.

Konten lain yang berbasis video dan bakal mewarnai ponsel pelanggan seluler adalah video ring back tone (VRBT). VRVT merupakan evolusi dari RBT. Bila RBT berbasis suara, VRBT merupakan nada sambung berbasis video. VRBT mengkonvergensikan layanan data, suara dan video.

Makin meluasnya pengguna layanan 3G, telah mendorong para pengembang teknologi mengembangkan aplikasi guna mendukung kehadiran konten-konten baru. Dilithium, misalnya. Vendor ini menawarkan VT-Ring, suatu aplikasi untuk mendukung layanan video rimg back tone (VRBT).

Dilitium mengklaim bahwa VT-Ring mampu menggabungkan antarmuka yang lebih baik, untuk mendapatkan transisi cepat stream video dari klip video ke percakapan video secara real time (real time video conversation) tanpa ada penundaan apapun dari transisi panggilan tersebut.

Para pelanggan VT-Ring dapat mempersonalisasikan pengalaman melakukan panggilan telepon dengan melakukan konfigurasi klip video musik, atau klip video pribadi, dengan cara mempersonalisasi nada sambung mereka. Klip-klip media dapat diterapkan secara spesifik untuk individual, keluarga, grup, atau dapat juga digunakan untuk sistem seleksi media otomatis.

VP of Worldwide Sales and Support, Dilithium Gerard Delaney menyebut Asia Pasifik sebagai pasar potensial untuk layanan multimedia. Bekerjasama dengan Exelcomindo Pratama, Dilithium menawarkan berbagai layanan video seperti video mail, video conferencing, dan video call center.

Untuk layanan video, kata Delaney, XL didukung dengan Asia Quattro Net, DTG 2000 multimedia gateway milik Dilithium dan IP Versera ICE Video Solutions Platform milik Unity-Glenayre. "Saat ini XL menawarkan sejumlah layanan media, termasuk video portal. DTG 2000 akan memungkinkan XL untuk membangun generasi selanjutnya dari jaringan voice-video terpadu dan menciptakan peningkatan layanan yang memiliki nilai tambah,'' kata Delaney.

Layanan video portal ini memungkinkan konsumen menonton acara TV secara langsung dan mengakses berita serta informasi keagamaan. Dengan antarmuka video interaktif mereka dapat mencari dengan pilihan yang luas, menonton klip yang diinginkan dan bahkan membeli beberapa diantaranya.

m-Komik
Layanan lain yang tak kalah serunya adalah mobile komik (m-Komik). Dua pekan lalu, Telkomsel menandatangai kerjasama pengembangan m-Komik dengan komunitas komik Indonesia. ''Kami berharap momenini bisa menjadi titik awal kebangkitan industri komik indonesia. Ide yang dimotori Telkomsel ini murni merupakan hasil karya anak bangsa baik dari sisi kontennya maupun aplikasinya,'' kata Direktur Utama Telkomsel, Kiskenda Suriahardja.

Ada sejumlah thema komik yang akan ditampilkan, seperti tema Wayang, Humor, Silat, Superhero, Drama, Anak-anak, dan Petualangan. m-Komik sendiri di desain agar user friendly. Pada m-Komik ini, pelanggan tidak hanya disuguhi tampilan yang bersifat statis seperti di mobile book (m-Book). Layanan ini akan dikembangkan lebih atraktif dibanding tampilan komik tradisional dalam bentuk buku. Maksudnya, tampilan komik juga akan ddilengkapi suara dan animasi sehingga lebih hidup dan lebih menyentuh emosional pembaca. Karakter jagoan dalam komiknya bisa dijadikan wall paper.

m-Komik, sekaligus juga menjadi wahana komikus berkreasi. Apalagi serbuan komik asing--terutama Jepang--, semakin agresif. Lesunya pasar komik nasional (cetak), mendorong para seniman memilih untuk berkarya di dunia maya, baik melalui portal khusus maupun blog. Dari dunia maya, lahir berbagai karya seperti Tita's playground (karya Dwinita Larasati) atau Gibug dan Oncom (karya Wisnoe Lee). Melalui m-Komik, Telkomsel ingin menggairahkan kembali industri komik nasional. ''Sekaligus melindungi karya-karya komikus dari aksi pembajakan,'' kata Kiskenda.

(tar )

Telkomsel Siapkan Fitur Collect Call

Denpasar-RoL--Oprator seluler PT Telkomsel sedang menyiapkan sejumlah fitur baru, diantaranya fitur collect call, yang merupakan penerapan dari convergent online charging (COC). Fitur ini merupakan fitur baru yang memungkinkan biaya komunikasi dibebankan kepada si penerima telpon.

"Kami juga sedang menyiapkan fitur pelayanan multi number, dimana dalam satu kartu terdapat tiga nomor yang berbeda, masing-masing untuk komunikasi, data dan faks," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel Bambang Riadhy Oemar.

Hal itu dikemukakan Bambang di Bali, kemarin, usai mengikuti 10th Chief Information Officer (CIO) Conference. Kegiatan yang berlangsung 27-30 Agustus, diikuti para CIO operator yang tergabung dalam SingTel Group, yakni AIS (Thailand), Bharti (India), Globe (Filiphina), Optus (Australia), Singtel (Singapura), Telkomsel (Indonesia), serta beberapa service provider: Microsoft, Cisco System, NCS, Sun, dan Hewlett Packard.

Dikatakan Bambang, banyaknya inovasi baru yang akan dibuat Telkomsel, tidak terlepas dari sistem COC yang diterapkan Telkomsel. Dengan sistem COC, kemampuan Telkomsel dalam berinovasi semakin baik untuk memenuhi tuntutan pasar, yang memang terus menginginkan inovasi produk dan layanan.

Sistem COC yang digunakan Telkomsel, jelas Bambang, sempat dipresentasikan dalam forum CIO dan ternyata para peserta mengagumi sistem itu. Sistem konvergensi single billing and customer care process itu, menggabungkan kecanggihan sistem Intelligent Network (IN) layanan prabayar dan sistem billing paskabayar.pur
[Laporan: H. Ahmad Baraas]