Saturday, September 8, 2007

Malang Menuju "Smart City" dengan 65 Area "Hotspot"

Upaya Malang menjadi "Smart City" pada tahun ini diwujudkan dengan peluncuran sedikitnya 65 area "hotspot" (jaringan internet nirkabel) yang tersebar di berbagai sudut kota, termasuk kawasan Alun-alun Merdeka.

Walikota Malang, Peni Suparto, usai peluncuran "hotspot" tersebut, Jumat, mengatakan, internet yang pada masa sekarang sebagai pengganti media cetak seperti koran harian cukup penting, sebab internet tidak hanya menjelajah area lokal tapi juga mampu menjelajah dunia.

"Dengan adanya puluhan lokasi titik `hotspot` ini, kami berharap masyarakat tidak lagi gagap teknologi dan minimal bisa mengoperasikan internet. Bahkan menjadi kebutuhan dalam mengakses informasi semua bidang, termasuk isu-isu global yang sedang berkembang," katanya di Malang.

Selain meluncurkan 65 titik area "hotspot" yang didukung oleh PT Telkom Malang itu, juga diluncurkan website DPRD Kota Malang yakni www.dprd.malangkota.go.id yang bisa diakses oleh masyarakat luas.

Ke-65 area "hotspot" yang tersebar di wilayah Kota Malang tersebut diantaranya di halaman Balaikota Malang, DPRD Kota Malang, Taman Rekreasi Kota (Tarekot), Alun-alun Merdeka, rumah dinas walikota, Jln. Ijen Boulevard dan gedung Politeknik Kesehatan (poltekes) serta gedung pusat informasi wisata merdeka.(Copyright © 2007 ANTARA)

Nokia Perkenalkan Lima Ponsel Terbaru

Nokia perkenalkan lima ponsel berteknologi Code Division Multiple Acces (CDMA) terbaru di beberapa kota besar di Indonesia termasuk Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).

"Nokia 7088 desain sliding cocok bagi profesional yang stylish dan modern, Nokia 6088, Nokia 2505, Nokia 1325 dan Nokia 1265, merupakan produk terbaru teknologi CDMA," kata Product Marketing Manager Nokia Indonesia, Dominikus Susanto, dalam acara perkenalan produk di Manado, Jumat.

Koleksi CDMA menawarkan konsep ponsel masa kini, tidak hanya menghadirkan fungsi tetapi juga desain modern dan dinamis mengikuti perkembangan terbaru.

"Bagi pengguna yang menyukai koleksi L`Amour elegan dan penuh warna, Nokia hadirkan tipe 7088, merupakan produk ponsel CDMA pertama mengadopsi konfigurasi geser (sliding)," kata Dominikus.

Sedangkan bagi pemula, Nokia menawarkan tipe 1325, 1265 dan 2505 yang memiliki desain lipat yang mudah digunakan dan tetap elegan dengan mengkombinasikan desain apik dan fitur cukup lengkap dan terkecil.

"Nokia 1325 dan 1265, hadir dengan desain lebih sederhana, mengusung desain candybar yang ramping namun tetap gaya, dengan menggunakan user interface dan tombol empat arah," kata Dominikus.

Kehadiran Nokia seri terbaru tersebut, kata Dominikus, selain memberikan kepuasan bagi pengguna ponsel, juga ingin pertahankan pasar Nokia ditengah persaingan makin ketat produsen ponsel di seluruh dunia.

"Nokia merupakan pemimpin dalam mobilitas, menggerakan transformasi dan perkembangan konvergensi industri internet dan komunikasi, dengan rangkaian perangkat bergerak, musik, bernavigasi, video, televisi, gambar, permainan, serta mobilitas bisnis," kata Dominikus.(antara)

Menristek Dorong Riset Teknologi 'Fuel Cell' Berbasis Lokal

Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman, mendorong peneliti di Indonesia untuk lebih menggalakkan riset tentang teknologi "fuel cell" berbasis lokal agar dapat diterapkan secara efektif di tanah air.

"Saya mendorong peneliti di Indonesia untuk mengambil langkah strategis untuk mendapatkan teknologi 'fuel cell' di Indonesia. Fakta menunjukkan, produksi 'fuel cell' dari Jepang, Korea, dan China akan memasuki pasar dalam jumlah yang besar di masa mendatang," katanya dalam pidato sambutan di acara seminar tentang teknologi "fuel cell" di Jakarta, Jumat (7/9).

Teknologi "fuel cell" itu sendiri adalah teknologi pembangkit energi yang ramah lingkungan dan dapat diperbarukan dengan menggunakan alat konversi energi elektrokimia yang mengubah energi kimia dari hidrogen dan oksigen ke dalam energi listrik dan panas melalui reaksi reduksi.

"Fuel cell" merupakan teknologi yang ramah lingkungan karena hasil samping dari reaksi reduksi elektrokimia yang dikerjakannya adalah air.

Menristek menuturkan, inovasi seharusnya diambil dari sumber daya lokal antara lain dalam pembuatan "membran electrode assembly" (MEA) yang merupakan kunci dalam proses konversi energi dari energi kimia menjadi energi listrik.

Berbagai usaha, ujar Kusmayanto, telah diupayakan untuk mengganti material dari komponen "fuel cell" dengan memakai material lokal dan proses fabrikasi lokal.

"Dengan upaya seperti itu, sektor riset dan teknologi di Indonesia akan memainkan peranan yang penting dalam komersialisasi 'fuel cell' yang berdasarkan produk dalam negeri," katanya.

Menurut peneliti Pusat Teknologi Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Eniya Listiani Dewi, pihaknya telah berhasil mengembangkan material "fuel cell" antara lain membran yang dibuat dalam beberapa variasi material.

Eniya memaparkan, membran hidrokarbon bermaterial lokal yang telah dihasilkan itu dapat menurunkan biaya sebesar 85 persen dari membran komersial.

"Berbagai penerapannya seperti kendaraan dengan teknologi 'fuel cell' diperkirakan akan memasuki pasar pada tahun 2010-2015, yang pasarnya diproyeksikan setara dengan 2,6 miliar dolar pada tahun 2012," katanya.

Sedangkan pembicara lainnya, Manajer Senior PT Honda R&D, Takashi Moriya, mengemukakan bahwa kendaraan berteknologi "fuel cell" dengan bahan bakar hidrogen adalah kendaraan yang sangat menjanjikan bagi generasi mendatang.

Menurut Takashi, salah satu kunci penting dalam penyebaran kendaraan "fuel cell" berbahan bakar hidrogen adalah dengan menyediakan dan meningkatkan infrastruktur hidrogen. antara

KO SAN, Bawa Misi 18 Penelitian di Ruang Angkasa

Tanggal 5 September 2007 adalah saat yang paling membahagiakan Ko. Saat itulah dia mencatatkan namanya dengan tinta emas dalam sejarah Korsel.

KO dipilih menjadi warga Korea Selatan pertama yang berkesempatan berpetualang ke luar angkasa. Kesempatan istimewa itu akan dirasakan Ko pada April 2008, ketika dirinya menumpang pesawat ulang-alik Soyuz TMA-12 milik Rusia menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

”Saya sangat bahagia mendapat kesempatan ini dan terima kasih banyak,” kata Ko, 30. Ko mempersembahkan ucapan terima kasih khusus bagi ibundanya tercinta yang telah membantu dan mendukungnya hingga mencapai sukses seperti sekarang.Lajang ini pun memuji ibundanya karena telah membesarkan dia dan saudarinya seorang diri. Ayah Ko telah meninggal dunia sejak dirinya masih bocah.

Betapa tidak,Ko berhasil menyisihkan 36.000 pelamar yang ikut pemilihan astronot pertama Korsel sejak tahun lalu, hingga terpilih menjadi dua kandidat. Astronot cadangan Ko adalah Yi So-yeon, 29, seorang mahasiswi PhD bidang nanoteknologi. Kedua kandidat terpilih masih harus mengikuti latihan di pusat pelatihan astronot Gagarin di Rusia sebelum salah seorang dipilih untuk terbang bersama Soyuz. Jika Ko, seorang peneliti di Institut Teknologi Maju Samsung, mendapat halangan, maka Yi-lah yang akan menggantikannya.

”Ko sudah membuktikan bahwa dirinya nyaman berkomunikasi dengan kosmonot Rusia. Selain itu, dia mencatat nilai lebih tinggi dalam uji coba kebugaran tubuh dan eksperimen ilmiah,” kata Wakil Menteri Sains Korsel Chung Yoon. Keunggulan fisik Ko ketimbang Yi mungkin berkat hobi bertinju dan naik gunungnya. Dan ternyata, Ko merupakan seorang mantan petinju nasional amatir yang pernah meraih medali perunggu dalam kejuaraan tinju pada 2004 lalu.

Kedua astronot terpilih ini sudah menjalani pelatihan baik di Korsel maupun di Rusia sejak awal tahun ini.Mereka berdua resmi dipilih pada 25 Desember tahun lalu. Selama sepekan di ISS nantinya, Ko, pria yang dilahirkan pada 19 Oktober 1976 di Busan ini, akan mengadakan sekitar 18 penelitian dan eksperimen ilmiah didampingi dua kosmonot Rusia.

”Saya akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan misi ini,”tandas Ko. Salah satu bentuk penelitian ilmiah Ko di ISS nantinya adalah terkait dengan makanan favorit masyarakat Korsel,yaitu kimchi,makanan nasional terbuat dari kol yang difermentasi dengan beragam bumbu rempah-rempah.

Badan Riset Makanan Korsel ingin mengembangkan kimchi agar dapat menjadi makanan konsumsi di luar angkasa. Sementara itu, penelitian lainnya adalah soal dampak lingkungan bebas gravitasi terhadap tubuh manusia dan pertumbuhan organisme bernyawa. Dengan ini, Ko akan menjadi warga Asia keenam yang berhasil menuju luar angkasa. Pemerintah Korsel sebelumnya telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Rusia mengenai kerja sama ini.

”Proyek ini mendapat dukungan khusus dari Presiden Korsel Roh Moo-hyun,serta bertujuan mempererat hubungan antara Rusia dan Korsel,” kata Humas Badan Antariksa Federal Rusia Igor Panarin. Proyek ini,100% didanai Seoul. Ko merupakan seorang wakil negara yang dipersiapkan pemerintah Korsel untuk menjadi pionir dalam pengembangan riset luar angkasa. Seoul sadar, mereka masih tertinggal di bidang teknologi antariksa dibandingkan negara- negara maju.

”Sekarang ini kami memang kekurangan teknologi untuk mengembangkan pesawat ulang-alik Korsel untuk dikirim ke luar angkasa. Untuk itu, kami percaya dengan berinvestasi pada sumber daya manusia lebih efisien untuk mempercepat proyek riset luar angkasa kami,” kata Chung. Tidak tanggung-tanggung, untuk membiayai proyek pengiriman Ko ke ISS serta melatih kedua astronot terpilih, Korsel rela mengeluarkan dana lumayan besar, yaitu sekitar USD20 juta.

Lulusan Seoul National University yang berspesialisasi pada teknologi inteligensi buatan tersebut memiliki rencana ambisius setelah kepulangannya dari ISS. Dia ingin sekali mendalami teknologi robot, yang sesuai dengan bidang spesialisasinya. Korsel berencana meluncurkan roket luar angkasanya tahun depan dan menjadi negara kesembilan yang melakukannya. Badan Antariksa Korsel pun hampir merampungkan pembangunannya. Konstruksi fasilitas senilai USD285 juta tersebut dimulai sejak 2000 lalu. (berbagai sumber/tri subhki r)