Thursday, August 30, 2007

Modem 3,5G Kecepatan Tinggi

Persoalan pelik yang selalu dihadapi oleh kemajuan teknologi jejaring adalah ketersediaan perangkat penggunaan (sering kali disebut sebagai customer premises equipment atau CPE) yang sering kali terlambat dibandingkan sistem yang sudah digelar. Ini terjadi, misalnya, saat jaringan akses kecepatan tingi EV-DO yang digelar dalam sistem jaringan CDMA mulai dipasarkan di Indonesia.

Ketersediaan teknologi 3G, termasuk koneksi HSDPA, akan berhasil kalau CPE yang tersedia di pasaran mudah didapat dengan harga yang terjangkau. Ketersediaan CPE ini menjadi penting dan baru memberikan makna bagi penggelaran teknologi 3G dan berbagai turunannya, bukan hanya modem untuk mengakses data saja, tetapi juga ponsel yang berkemampuan 3G.

Dengan demikian, bagi kita, menjadi mengherankan apabila ada operator yang berani mengklaim bahwa pelanggan 3G mereka sudah mencapai 3,1 juta dengan jumlah pengguna akses data generasi ketiga seluler ini mencapai 400.000 pelanggan. Klaim tersebut tidak masuk akal karena CPE dan ponsel 3G di Indonesia yang diimpor belum mencapai jumlah tersebut.

Deteksi otomatis

Ada beberapa CPE yang tersedia di pasaran untuk mengakses jaringan 3,5G; yang terbaru adalah data modem BandLuxe C100 ExpressCard HSDPA (foto atas) buatan BandRich Inc asal Taiwan dan SpeedUp SU-8200U buatan RRC.

Perbedaan kedua modem akses broadband seluler ini terletak pada kemampuan akses, BandLuxe siap digunakan di jaringan HSDPA 7,2 Mbps, sedangkan SpeedUp di akses seluler dengan kecepatan 3,6 Mbps.

Instalasi keduanya pun sangat mudah. Paling mudah adalah modem SpeedUp yang tanpa instalasi driver dari CD-ROM dan, ketika digunakan Kompas mengakses jaringan generasi ketiga milik XL, koneksi langsung tersambung serta mampu berjalan di jaringan HSDPA dengan kecepatan maksimum rata-rata mencapai 60-70 Kb per detik.

Yang menarik dari kedua modem HSDPA yang mengakses jaringan 3,5G ini adalah kemampuannya yang dapat secara otomatis mendeteksi setting atau pengaturan akses yang ditetapkan oleh operator seluler, baik Indosat maupun XL.

Perangkat BandLuxe C100, selain digunakan di komputer melalui ExpressCard (umumnya di notebook seri terbaru), juga menyediakan semacam USB hub untuk memakai modem ini menggunakan kabel USB. Dengan desain yang menarik, kedua modem HSDPA ini menjadikan akses broadband seluler menjadi menyenangkan. (rlp)


BPPT-Unair Temukan Tulang Sintetis

Surabaya (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBPT) dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya telah menemukan tulang sintetis dalam penelitian terapan bersama.

"Kami sudah lama melakukan penelitian bersama Unair, karena itu sudah saatnya untuk dijadikan terapan," kata Kepala BPPT Prof Ir Said D Jenie ScD kepada ANTARA News di Surabaya, Rabu.

Usai menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) BBPT-Unair dan MoA (Memorandum of Agreement) BPPT-FK Unair-RSUD dr Soetomo Surabaya, ia mengatakan, penelitian yang sudah membuahkan hasil antara lain tulang sintetis.

"Ada juga obat lovastatin untuk anti kolesterol, implan (gigi tiruan) dari bahan logam, desain pengganti sendi, dan banyak lagi," katanya.

Didampingi Rektor Unair Surabaya Prof DR H Fasich Apt, ia mengatakan, obat anti kolesterol kemungkinan sudah dapat diproduksi untuk masyarakat pada tahun 2007.

"Kalau sudah menjadi terapan, kami akan melakukan penelitian terapan lainnya," katanya, didampingi Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bio Teknologi Prof DR Wahono S.

Senada dengan itu, Rektor Unair Surabaya Prof DR H Fasich Apt ketika dikonfirmasi mengatakan, penelitian terapan yang dilakukan bersama memang sudah lama diujicoba.

"Karena itu, saat ini sudah waktunya untuk dikembangkan dan melakukan penelitian lainnya di bidang techno-medis serta bidang lainnya, termasuk bidang sosial," katanya.

Usai MoU dan MoA, Kepala BPPT bersama rombongan melakukan kunjungan ke RSUD dr Soetomo Surabaya dan Fakultas Kedokteran (FK) Unair Surabaya untuk melihat hasil penelitian bersama yang dirintis sejak era Menristek BJ Habibie. (*)

Copyright © 2007 ANTARA

TrES-4 : Planet Terbesar di Luar Jagat Tata Surya

TrES-4 : Planet Terbesar di Luar Jagat Tata Surya

Jika menghitung mundur waktu selama bulan Agustus tahun ini peminat dunia astronomi beruntung berkesempatan mengalami setidaknya 3 peristiwa unik astronomis; gerhana bulan total 28 Agustus, hujan meteor Perseid sekitar seminggu lamanya pada tengah bulan 12-15 Agustus, dan penemuan planet TrES-4 di awal Agustus yang lalu.

Astronom dari institusi TrES : Trans-Atlantic Exoplanet Survey ---suatu jaringan kerjasama 3 pusat pengamatan astronomi AS di Canary Island, Arizona, dan California--- mengumumkan penemuan suatu planet terbesar di dunia yang terletak di luar sistem tata surya, yakni tepatnya di gugusan konstelasi Hercules sejarak 1.435 tahun cahaya dari bumi.

Bagi kalangan ahli astronomi TrES pun penemuan ini dipandang mencengangkan, seperti yang diungkapkan oleh Francis O-Donovan bahwa; planet TrES-4 70% lebih besar dibanding planet terbesar dalam jagat tata surya yakni Jupiter. Planet terbesar ini memiliki massa jenis yang terhitung kecil 0,2 gram per cm kubik yang menjadikan keberadaan planet berujud sebesar namun seringan demikian adalah nyaris mustahil ada secara teoritis. Begitu ringan seperti kayu balsa yang biasa dipakai untuk model pesawat aero-modeling ---hingga jika tercemplung dalam air akan mengapung jadinya--- Dan menurut kajian ahli astronomi Dr. Georgi Mandushev planet ini memang terdiri atas unsur gas hydrogen, seperti halnya planet Jupiter, Saturnus, Neptunus dan Uranus ---Massa jenis Jupiter 1,3 gram per cm-kubik---
Dengan teori astronomi aktual yakni rumusan “superheated giants” kenyataan eksistensi planet yang berdimensi sedemikian besar dibanding dengan massa yang teramat ringan memang menyisakan kejutan tersendiri bagi kalangan astronomi. Namun apabila didapat rumusan yang tepat untuk dapat menerangkan fenomena eksistensi planet TrES-4 hasilnya akan dapat lebih memperjelas asal muasal terbentuknya formasi sistem tata surya dan seluruh planet yang berada didalamnya, termasuk bumi.

Penemuan planet dinamakan TrES-4 merujuk atas institusi astronomi TreS yang memang bertugas rutin melakukan pencarian atas “transiting planets”, yakni exoplanet : planet atau obyek astronomis di alam semesta yang beredar di luar sistem tata surya. Dalam penemuan obyek astronomis yang ke-4 kali bagi institusi TrES, TrES-4 memblok sekitar 1% sinar saat melintasi suatu bintang induk yang menjadi rujukan pengamatan: host-star. Dengan memadukan kecanggihan sistem teleskop dan teknik observasi diantara 3 stasiun observatorium dan menerapkan perhitungan "transit method" , maka Dr. Mandushev dkk yakni kalangan ilmuwan para “planet hunter”; dapat mengukur visibilitas noktah kecil dihadapan pancaran sinar bintang dan meyakininya sebagai penemuan suatu planet. Para peneliti bahkan dapat menghitung bahwa planet TrES-4 menyelesaikan satu kali revolusi terhadap sang host-star dalam jangka 3,55 hari yang berarti posisi planet relatif cukup dekat dengan bintang induk: host-star hingga dapat cukup singkat saat mengitarinya. Jika saling dibandingkan maka; waktu setahun di planet TrES-4 adalah lebih singkat dari seminggu waktu di bumi.


Sumber: Ragam info web/Rizal AK.