Saturday, September 1, 2007

Ponsel 3G Murah

Ponsel 3G murah, bukan impian lagi. LG Mobile Communication Indonesia (LGMCI) ponsel 3G murah merilis, KU250. Tidak hanya pelanggan Indonesia yang bakal menikmati ponsel murah. Ponsel yang sama akan didistribusikan di 20 negara lain.

3G for All merupakan ponsel pemenang tender program 3G for All yang digelar GSM Association saat berlangsung 3GSM Forum di Barcelona, Spanyol, Februari lalu. Produk ini mulai diperkenalkan kepada publik saat berlangsung CommunicAsia 2007 di Singapura, Juni lalu.

Ponsel 3G for all akan dilepas dengan harga 30 persen dibawah harga ponsel 3G entry level. Bila ponsel 3G entry level harga jualnya sekitar 200 dolar AS, ponsel 3G for All sekitar 130 dolar AS sampai 140 dolar AS Program ini mirip dengan konsep Connect Unconneted yang merilis ponsel GSM dengan harga jual sekitar 40 dolar AS.

Di Indonesia, KU 250 akan dijual di pasaran dengan harga Rp 1.488.000. ''KU 250 tercatat sebagai ponsel 3G paling murah yang ada di pasaran. Dengan ponsel ini kami bermaksud meningkatkan penetrasi terhadap pasar 3G di Indonesia,'' kata GM National Sales and Marketing LGMCI, Andre Tanuwidjaya.

Sekalipun di jual dengan harga murah, Andre memastikan bahwa produk ini tetap mengedepankan keunggulan teknologi. Ia berdalih bahwa keunggulan teknologi bukan hanya dilihat dari kemampuan menciptakan barang dengan teknologi terkini,' Namun juga menyediakan dengan harga yang kompetitif dan rasional bagi calon konsumen,'' kata Andre kemudian.

KU 250 memiliki layar TFT dengan kedalaman 262 ribu warna. Ia juga memiliki kamera 1.3 MP dengan kemampuan CMOS. Memiliki memori internal 10 MB, ponsel ini juga dilengkapi dengan slot microSD untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan.

Untuk pemasaran produk ini, LGCMI berencana melakukan roadshow ke Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya. LGCMI juga berencana menjalin kerjasama dengan operator 3G melalui mekanisme bundling.

Respon positif
Layanan 3G di Indonesia mendapat respon positif di kalangan pelanggan seluler. Hingga Juni 2007, pelanggan layanan ini diperkirakan sekitar 3 juta. Diantara empat operator pelanggan 3G di Indonesia, Telkomsel tercatat sebagai operator dengan pelanggan terbesar. Hingga Juni, pelannggan 3G Telkomsel tercatat sekitar 2,5 juta pelanggan.

Saat berbicara pada CommunicAsia Summit 2007 di Singapura, Juni lalu Direktur Utama Telkomsel, Kiskenda Suriahardja mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan pasar potensial 3G. ''Kalau lima persen penduduk Indonesia menjadi pelanggan 3G, ini artinya ada 10 juta pelanggan,'' katanya memberi ilustrasi.

Namun, penetrasi layanan 3G masih terkendala oleh mahalnya harga ponsel. Kiskenda mengungkapkan, dari 2,5 juta pelanggan yang terdaftar terdapat 800 ribu pelanggan aktif. Average per usage (ARPU) atau penggunaan rata rata per bulan sekitar 8 dolar AS hingga 9 dolar AS. Diantara 800 ribu pelanggan aktif terdapat sekitar 200 ribu pelanggan dengan ARPU mencapai 80 dolar AS per bulan.

Di luar pelanggan yang telah menikmati 3G, masih ada ratusan ribu pelanggan yang telah mendaftar namun belum bisa menikmati, karena belum terjangkau layanan 3G. Di luar dua kelompok tadi, ada pelanggan yang ingin menikmati 3G, namun belum memiliki ponsel 3G. "Dari pemantauan sistem dan IMEI, pelanggan yang belum memiliki ponsel 3G jumlahnya mencapai 1,5 juta,'' kata Kiskenda.

Harga jual ponsel 3G umumnya diatas Rp 2 juta. Bagi sebagian pelanggan seluler di Indonesia, angka Rp 2 juta masih terlampau tinggi dan tidak terjangkau. Tak mengherankan diawal implementasi 3G di Indonesia, Sony Ericsson K618 banyak diburu, karena harga jualnya sekitar Rp 1,6 juta.

Dengan memperhatikan karakteristik pelanggan seluler di Indonesia, mereka tidak membutuhkan semua fitur terkini yang dibenamkan di ponsel 3G, termasuk lensa dengan MP besar atau LCD TFT. Pelanggan umumnya ingin menikmati video call, akses intenet cepat dan mobile TV. ''Asal bisa membuka imel atau portal sekitar dua sampai tiga menit sudah cukup,'' ujar Kiskenda. Temuan ini disebut Kiskenda merupakan tantangan bagi vendor ponsel. ''Pasar sudah ada dan market sizenya besar. Bisa enggak mereka membuat ponsel 3G dengan harga murah,'' ujarnya.

Ponsel 3G murah telah tersedia di pasaran. Kehadiran KU250, umumnya akan diikuti dengan hadirnya ponsel sejenis di pasaran. Sebagaimana ponsel GSM murah, kehadiran poduk Motorola dengan harga kurang dari Rp 500 ribu, diikuti dengan hadirnya ponsel vendor lain dengan harga relatif sama.

Di sisi lain, ada kecenderungan harga ponsel 3G akan turun. Direktur ABI Research, Jake Saunder seperti dikutip Wireless Asia memprediksi terjadinya penurunan harga ponsel 3G antara 50 dolar AS hingga 70 dolar AS. Sementara Informa Telecoms & Media memprediksi harga rata-rata handset 3G akan turun dari 211 dolar AS menjadi 116 dolar AS tahun ini. Bahkan pada tahun 2008 harga rata-rata ponsel 3G akan turun lagi menjadi sekitar 72 dolar AS.

KU 250 tak urung membuka peluang LGMCI meningkatkan penetrasi pasar 3G di Indonesia. Sejauh ini, Andre mengaku tak mematok target tinggi untuk ponsel 3G murah ini. ''Target kami mampu meraih sekitar 15 persen market size,'' kata Andre.

Mengutip survai yang dilakukan GfK Andre mengemukakan bahwa market size ponsel untuk berbagai jenis di Indonesia diperkirakan mencapai 15 juta unit.Dari angka 15 juta tadi, permintan akan ponsel 3G diperkirakan mencapai 15 persen atau sekitar 2,25 juta unit

Andre mengemukakan terjadi pertumbuhan permintaan ponsel 3G yang signifikan di Indonesia. Jika pada 2006 pertumbuhan rata-rata mencapai 4, pada 2007 diperkirakan meningkat menjadi 13 persen. ''Pada bulan Juni, terjadi pertumbuhan hingga 15 persen,'' kata Andre. Angka 15 persen setara dengan sekitar 150 ribu unit.

Sekalipun permintaan sangat besar, Andre menyatakan harga ponsel yang masih tinggi menjadi kendala. Kehadiran KU250 tentu saja memberi peluang baru. ''Kami optimis target 15 persen akan tercapai,'' kata Andre.

(tar )

Konten Inovatif untuk Pelanggan 3G

Memantau isi rumah dari jarak jauh, kini bukan perkara sulit. Lebih dari sekadar memantau rumah secara langsung dari ponsel, Anda juga bisa melakukan komunikasi secara langsung dengan keluarga yang ada di rumah, setiap saat.

Untuk layanan ini, Anda cukup memasang video kamera (webcam) di satu ruangan yang akan dipantau. Selanjutnya webcam tadi dihubungkan dengan satu perangkat yang didalamnya terdapat simcard. Saat Anda mengkontak simcard, webcam akan aktif.

Apa yang ditangkap webcam akan ditransmisikan--dengan menggunakan jaringan 3G--, ke ponsel Anda. Layanan ini, sepintas mirip dengan video call atau video conference. Karena orientasi layanan ini adalah pemantauan atau pengawasan, layanan ini populer dengan sebutan video surveilances.

''Layanan video surveilances memungkinkan kita melakukan pemantauan dari jarak jauh menggunakan jaringan 3G,'' kata GM Bisnis Inkubator Telkomsel, Dedy Suherman. Dedy memperkenalkan layanan ini saat peluncuran layanan 3G Telkomsel, di Pontianak pekan lalu.

Saat itu Dedy melakukan ujicoba pemantauan di dalam rumah, ruang kerjanya, mobil serta kondisi lalu lintas di jalan Gatot Subroto, Jakarta yang dipantau melalui webcam di jendela ruang kerjanya. Kualitas gambar yang ditampilkan, tak berbeda jauh dengan gambar yang ditampilkan saat kita melakukan video call, video conferance atau menikmati video portal pada layanan 3G Telkomsel.

Tak hanya memantau secara pasif, maksudnya hanya menampilkan gambar yang tertangkap kamera, pengguna juga bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang tertangkap kamera secara langsung. Yang menarik, pemantauan bisa dilakukan dimana saja, kapan saja. ''Karena video surveilance berbasis 3G, tentu saja bisa dilakukan di area-area yang telah tersedia coverage 3G,'' papar Dedy.

Untuk bisa menikmati layanan ini, Dedy menyebut tak diperlukan perangkat pendukung yang sulit diperoleh. Pengoperasian layanan disebutnya juga user friendly. ''Pengguna ponsel bisa mengoperasikan layanan ini,'' paparnya. Ihwal komersialisasi layanan, Dedy belum bersedia mengungkapkan kapan waktunya.

Kehadiran video surveilances makin memperkaya konten berbasis video pada layanan seluler berteknologi 3G. Sebelumnya pelanggan 3G bisa menikmati video call, video conference, mobile video, termasuk didalamya TV Streaming dan Live TV.

Konten lain yang berbasis video dan bakal mewarnai ponsel pelanggan seluler adalah video ring back tone (VRBT). VRVT merupakan evolusi dari RBT. Bila RBT berbasis suara, VRBT merupakan nada sambung berbasis video. VRBT mengkonvergensikan layanan data, suara dan video.

Makin meluasnya pengguna layanan 3G, telah mendorong para pengembang teknologi mengembangkan aplikasi guna mendukung kehadiran konten-konten baru. Dilithium, misalnya. Vendor ini menawarkan VT-Ring, suatu aplikasi untuk mendukung layanan video rimg back tone (VRBT).

Dilitium mengklaim bahwa VT-Ring mampu menggabungkan antarmuka yang lebih baik, untuk mendapatkan transisi cepat stream video dari klip video ke percakapan video secara real time (real time video conversation) tanpa ada penundaan apapun dari transisi panggilan tersebut.

Para pelanggan VT-Ring dapat mempersonalisasikan pengalaman melakukan panggilan telepon dengan melakukan konfigurasi klip video musik, atau klip video pribadi, dengan cara mempersonalisasi nada sambung mereka. Klip-klip media dapat diterapkan secara spesifik untuk individual, keluarga, grup, atau dapat juga digunakan untuk sistem seleksi media otomatis.

VP of Worldwide Sales and Support, Dilithium Gerard Delaney menyebut Asia Pasifik sebagai pasar potensial untuk layanan multimedia. Bekerjasama dengan Exelcomindo Pratama, Dilithium menawarkan berbagai layanan video seperti video mail, video conferencing, dan video call center.

Untuk layanan video, kata Delaney, XL didukung dengan Asia Quattro Net, DTG 2000 multimedia gateway milik Dilithium dan IP Versera ICE Video Solutions Platform milik Unity-Glenayre. "Saat ini XL menawarkan sejumlah layanan media, termasuk video portal. DTG 2000 akan memungkinkan XL untuk membangun generasi selanjutnya dari jaringan voice-video terpadu dan menciptakan peningkatan layanan yang memiliki nilai tambah,'' kata Delaney.

Layanan video portal ini memungkinkan konsumen menonton acara TV secara langsung dan mengakses berita serta informasi keagamaan. Dengan antarmuka video interaktif mereka dapat mencari dengan pilihan yang luas, menonton klip yang diinginkan dan bahkan membeli beberapa diantaranya.

m-Komik
Layanan lain yang tak kalah serunya adalah mobile komik (m-Komik). Dua pekan lalu, Telkomsel menandatangai kerjasama pengembangan m-Komik dengan komunitas komik Indonesia. ''Kami berharap momenini bisa menjadi titik awal kebangkitan industri komik indonesia. Ide yang dimotori Telkomsel ini murni merupakan hasil karya anak bangsa baik dari sisi kontennya maupun aplikasinya,'' kata Direktur Utama Telkomsel, Kiskenda Suriahardja.

Ada sejumlah thema komik yang akan ditampilkan, seperti tema Wayang, Humor, Silat, Superhero, Drama, Anak-anak, dan Petualangan. m-Komik sendiri di desain agar user friendly. Pada m-Komik ini, pelanggan tidak hanya disuguhi tampilan yang bersifat statis seperti di mobile book (m-Book). Layanan ini akan dikembangkan lebih atraktif dibanding tampilan komik tradisional dalam bentuk buku. Maksudnya, tampilan komik juga akan ddilengkapi suara dan animasi sehingga lebih hidup dan lebih menyentuh emosional pembaca. Karakter jagoan dalam komiknya bisa dijadikan wall paper.

m-Komik, sekaligus juga menjadi wahana komikus berkreasi. Apalagi serbuan komik asing--terutama Jepang--, semakin agresif. Lesunya pasar komik nasional (cetak), mendorong para seniman memilih untuk berkarya di dunia maya, baik melalui portal khusus maupun blog. Dari dunia maya, lahir berbagai karya seperti Tita's playground (karya Dwinita Larasati) atau Gibug dan Oncom (karya Wisnoe Lee). Melalui m-Komik, Telkomsel ingin menggairahkan kembali industri komik nasional. ''Sekaligus melindungi karya-karya komikus dari aksi pembajakan,'' kata Kiskenda.

(tar )

Telkomsel Siapkan Fitur Collect Call

Denpasar-RoL--Oprator seluler PT Telkomsel sedang menyiapkan sejumlah fitur baru, diantaranya fitur collect call, yang merupakan penerapan dari convergent online charging (COC). Fitur ini merupakan fitur baru yang memungkinkan biaya komunikasi dibebankan kepada si penerima telpon.

"Kami juga sedang menyiapkan fitur pelayanan multi number, dimana dalam satu kartu terdapat tiga nomor yang berbeda, masing-masing untuk komunikasi, data dan faks," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Telkomsel Bambang Riadhy Oemar.

Hal itu dikemukakan Bambang di Bali, kemarin, usai mengikuti 10th Chief Information Officer (CIO) Conference. Kegiatan yang berlangsung 27-30 Agustus, diikuti para CIO operator yang tergabung dalam SingTel Group, yakni AIS (Thailand), Bharti (India), Globe (Filiphina), Optus (Australia), Singtel (Singapura), Telkomsel (Indonesia), serta beberapa service provider: Microsoft, Cisco System, NCS, Sun, dan Hewlett Packard.

Dikatakan Bambang, banyaknya inovasi baru yang akan dibuat Telkomsel, tidak terlepas dari sistem COC yang diterapkan Telkomsel. Dengan sistem COC, kemampuan Telkomsel dalam berinovasi semakin baik untuk memenuhi tuntutan pasar, yang memang terus menginginkan inovasi produk dan layanan.

Sistem COC yang digunakan Telkomsel, jelas Bambang, sempat dipresentasikan dalam forum CIO dan ternyata para peserta mengagumi sistem itu. Sistem konvergensi single billing and customer care process itu, menggabungkan kecanggihan sistem Intelligent Network (IN) layanan prabayar dan sistem billing paskabayar.pur
[Laporan: H. Ahmad Baraas]