Saturday, September 8, 2007

KO SAN, Bawa Misi 18 Penelitian di Ruang Angkasa

Tanggal 5 September 2007 adalah saat yang paling membahagiakan Ko. Saat itulah dia mencatatkan namanya dengan tinta emas dalam sejarah Korsel.

KO dipilih menjadi warga Korea Selatan pertama yang berkesempatan berpetualang ke luar angkasa. Kesempatan istimewa itu akan dirasakan Ko pada April 2008, ketika dirinya menumpang pesawat ulang-alik Soyuz TMA-12 milik Rusia menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

”Saya sangat bahagia mendapat kesempatan ini dan terima kasih banyak,” kata Ko, 30. Ko mempersembahkan ucapan terima kasih khusus bagi ibundanya tercinta yang telah membantu dan mendukungnya hingga mencapai sukses seperti sekarang.Lajang ini pun memuji ibundanya karena telah membesarkan dia dan saudarinya seorang diri. Ayah Ko telah meninggal dunia sejak dirinya masih bocah.

Betapa tidak,Ko berhasil menyisihkan 36.000 pelamar yang ikut pemilihan astronot pertama Korsel sejak tahun lalu, hingga terpilih menjadi dua kandidat. Astronot cadangan Ko adalah Yi So-yeon, 29, seorang mahasiswi PhD bidang nanoteknologi. Kedua kandidat terpilih masih harus mengikuti latihan di pusat pelatihan astronot Gagarin di Rusia sebelum salah seorang dipilih untuk terbang bersama Soyuz. Jika Ko, seorang peneliti di Institut Teknologi Maju Samsung, mendapat halangan, maka Yi-lah yang akan menggantikannya.

”Ko sudah membuktikan bahwa dirinya nyaman berkomunikasi dengan kosmonot Rusia. Selain itu, dia mencatat nilai lebih tinggi dalam uji coba kebugaran tubuh dan eksperimen ilmiah,” kata Wakil Menteri Sains Korsel Chung Yoon. Keunggulan fisik Ko ketimbang Yi mungkin berkat hobi bertinju dan naik gunungnya. Dan ternyata, Ko merupakan seorang mantan petinju nasional amatir yang pernah meraih medali perunggu dalam kejuaraan tinju pada 2004 lalu.

Kedua astronot terpilih ini sudah menjalani pelatihan baik di Korsel maupun di Rusia sejak awal tahun ini.Mereka berdua resmi dipilih pada 25 Desember tahun lalu. Selama sepekan di ISS nantinya, Ko, pria yang dilahirkan pada 19 Oktober 1976 di Busan ini, akan mengadakan sekitar 18 penelitian dan eksperimen ilmiah didampingi dua kosmonot Rusia.

”Saya akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan misi ini,”tandas Ko. Salah satu bentuk penelitian ilmiah Ko di ISS nantinya adalah terkait dengan makanan favorit masyarakat Korsel,yaitu kimchi,makanan nasional terbuat dari kol yang difermentasi dengan beragam bumbu rempah-rempah.

Badan Riset Makanan Korsel ingin mengembangkan kimchi agar dapat menjadi makanan konsumsi di luar angkasa. Sementara itu, penelitian lainnya adalah soal dampak lingkungan bebas gravitasi terhadap tubuh manusia dan pertumbuhan organisme bernyawa. Dengan ini, Ko akan menjadi warga Asia keenam yang berhasil menuju luar angkasa. Pemerintah Korsel sebelumnya telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Rusia mengenai kerja sama ini.

”Proyek ini mendapat dukungan khusus dari Presiden Korsel Roh Moo-hyun,serta bertujuan mempererat hubungan antara Rusia dan Korsel,” kata Humas Badan Antariksa Federal Rusia Igor Panarin. Proyek ini,100% didanai Seoul. Ko merupakan seorang wakil negara yang dipersiapkan pemerintah Korsel untuk menjadi pionir dalam pengembangan riset luar angkasa. Seoul sadar, mereka masih tertinggal di bidang teknologi antariksa dibandingkan negara- negara maju.

”Sekarang ini kami memang kekurangan teknologi untuk mengembangkan pesawat ulang-alik Korsel untuk dikirim ke luar angkasa. Untuk itu, kami percaya dengan berinvestasi pada sumber daya manusia lebih efisien untuk mempercepat proyek riset luar angkasa kami,” kata Chung. Tidak tanggung-tanggung, untuk membiayai proyek pengiriman Ko ke ISS serta melatih kedua astronot terpilih, Korsel rela mengeluarkan dana lumayan besar, yaitu sekitar USD20 juta.

Lulusan Seoul National University yang berspesialisasi pada teknologi inteligensi buatan tersebut memiliki rencana ambisius setelah kepulangannya dari ISS. Dia ingin sekali mendalami teknologi robot, yang sesuai dengan bidang spesialisasinya. Korsel berencana meluncurkan roket luar angkasanya tahun depan dan menjadi negara kesembilan yang melakukannya. Badan Antariksa Korsel pun hampir merampungkan pembangunannya. Konstruksi fasilitas senilai USD285 juta tersebut dimulai sejak 2000 lalu. (berbagai sumber/tri subhki r)


No comments: